Tuesday 12 May 2015

LAPORAN PENGENALAN HAMA DAN GEJALA SERANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERPADU

ACARA II
PENGENALAN HAMA DAN GEJALA SERANGAN



images (1).jpg


Oleh    :
Moch. Bachrul alam
A0A013078


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN
PURWOKERTO
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Peningkatan produksi pertanian seringkali dihadapkan pada permasalahan gangguan serangan hama tanaman. Penyebab hama tanaman dapat berupa serangga dan hewan vertebrata (seperti tikus, burung, babi hutan), tungau, dan moluska. Kerugian yang ditimbulkannya beragam, tergantung beberapa factor, seperti factor makanan, iklim, musuh alami dan manusia sendiri. Sehubungan Indonesia terletak di daerah tropis, maka masalah gangguan serangan hama tanaman hampir selalu ada sepanjang tahun, hal ini disebabkan faktor lingkungan yang sesuai bagi perkembangan populasi hama. Selain itu juga karena tanaman inangnya hampir selalu ada sepanjang waktu. Gangguan serangan hama pada tanaman sangat merugikan, sehingga upaya pengendaliannya harus senantiasa diupayakan.
Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala serangannya.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengenal jenis hama pada tanaman
2.      Untuk mengenal gejala serangan hama
3.      Untuk membuat analisis agroekosistem berdasarkan hasil pengamatan



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi.  Hama dari jenis serangga dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian.  Hama dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati(Harianto, 2009).
Menurut Pranata (1982), akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif, susut kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya bobot atau volume bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya serangan hama, misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau bulu tikus dan peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya tumbuh adalah susut yang terjadi karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh hama yang menyebabkan biji tidak mampu berkecambah. Secara ekonomi, kerugian akibat serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan (biji-bijian). Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan adalah adanya ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol (Syarief dan Halid, 1993).
Hama merupakan semua serangga maupun binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu dan berdampak pada kerugian secara ekonomis.Serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut yang terbagi atas tipe mulut menggigit, mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap, menggerek (rioardi, 2009).
Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan yang disimpan oleh serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit telur, dan bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan. Kerusakan tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat metabolisme serta berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya (Cotton dan Wilbur, 1974).
 Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu :
1.      Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina.Sayap belakang tipis berupa selaput.Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit(Hansamunahito, 2006).
2.      Ordo Hemiptera
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunanihemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang. Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna.(Nonadita,2008).
Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.Tipe mulut menusuk dan mengisap, Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit (Leptorixa acuta Thumb.), Kepik hijau (Nezara viridula L) (Nonadita, 2008).
3.      Ordo Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya, dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang sayap, sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan yang digunakan untuk terbang,(Hansamunahito, 2006).
4.      Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur menjadi larva menjadi pupa dan pupa menjadi imago.Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran yaitu mempunyai dua pasang sayap, sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput. Tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan, Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)(Hansamunahito, 2006).
5.      Ordo Lepidoptera
Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan induknya malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda. Kemudian menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan kepala coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada puru-puru di bagian tanaman tempat pupa tinggal.
Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan Jawa. Kupu-kupu puru buah berwarna abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan telur secara berserakan di bagian kulit buah muda pada malam hari. Telur menetas 4 hari kemudian dan ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk serta hidup di dalamnya.
Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama 29 hari(Harianto, 2009).Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap,mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik,adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain, Penggerek  batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L), Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009).
6.      Ordo Diptera
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur menjadi larva kemudian menjadi  kepompong setelah itu menjadi dewasa. Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator (Retno, 2009).
Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet.Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna (holometabola). Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu  lalat buah (Dacus sp) lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F)   lalat rumah  (Musca domestica Linn.)(Retno, 2009).
Gejala adalah keadaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap aktivitas dari pathogen atau faktor lain. (sastrohidayat,2011)





BAB III
METODE KERJA
A.    Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi pertanaman pangan yang terdiri atas pertanaman padi, jagung, kedelai, kacang hijau, dan kacang panjang, kantong plastik, spidol, gunting, dan kertas plano.

B.     Prosedur kerja
1.      Diamati morfologi dan digambar secara lengkap tubuh hama serta disebutkan bagian-bagiannya
2.      Dicatat klasifikasinya dari kelas sampai spesies
3.      Diamati dan dicatat gejala serangan hama spesimen yang ada



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Terlampir
B.     Pembahasan
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Hama adalah hewan yang merusak tanaman (akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga hasilnya rendah.
Pengelompokan hama yang sering digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya yang diakibatkannya yaitu sebagai berikut :
·         Hama utama merupakan hama yang pada kurun waktu lama selalu menyerang pada suatu daerah dengan intensitas serangan yang berat sehingga memerlukan usaha pangendalian yang besar.
·         Hama minor merupakan jenis dimana kerusakan yang diakibatkannya masih dapat ditoleransi oleh tanaman.
·         Hama potensial merupakan sebagian besar janis serangga herbivora yang saling berkompetisi dalam memperoleh makanan.
·         Hama migran adalah hama yang tidak berasal dari agro-ekosistem setempat, tetapi datang dari luar karena sifatnya yang berpindah-pindah.
Pada saat praktikum kita mempelajari beberapa jenis hama serta tama,am inangnya yang diantaranya, yaitu : penggerek buah tomat, kepik hijau, penghisap polong kedelai, kepik hitam, bactrocera sp, dan kepik hijau.
1.      Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera)
Klasifikasi
Kingdom                    : Animalia
Divisi                          : Arthropoda
Kelas                          : Insecta
Ordo                           : Lepidoptera
Famili                         : Noctuide
Genus                         : Helicoverpa
Spesies                       : Helicoverpa armigera
Ciri: panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15-21 hari.
Gejala serangan :
ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon dan Cymbush.
2.      kepik hijau (Nezara viridula)
Klasifikasi kepik hijau (Nezara viridula)
·         Kingdom              : Animalia (Hewan)
·         Filum                    : Arthropoda (arthropoda)
·         Kelas                    : Insecta (Serangga)
·         Order                    : Hemiptera
·         Subordo               : Heteroptera
·         Family                  : Pentatomidae
·         Subfamily             : Pentatominae
·         Genus                   : Nezara
·         Species                 : Nezara viridula
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos.Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong. 
Gejala serangan :
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji.Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.
3.      Hama Belalang Kayu (Valanga nigricornis Burm.)
Menurut Ma’rufah, dkk (2008) taksonomi dari belalang kayu adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insekta
Ordo                : Orthoptera
Famili              : Crididae
Genus              : Valanga
Spesies            : Valanga nigricornis Burm.
Daur Hidup Belalang Kayu (Valanga  nigricornis Burm.)
Daur hidup Valanga nigricornis termasuk pada kelompok metamorfosis tidak sempurna. Pada kondisi laboratorium (temperatur 28 °C dan kelembapan 80 % RH) daur hidup dapat mencapai 6,5 bulan sampai 8,5 bulan. Fekunditas rata-ratanya mencapai 158 butir. Keadaan yang ramai dan padat akan memperlambat proses kematangan gonad dan akan mengurangi fekunditas (Syamsudin, 2007).
Metamorfosa sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur, nimfa, dan dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya (Bailey, 2004).
Umumnya belalang V. Nigricornis bertelur pada awal musim kemarau. Telur dimasukkan ke dalam tanah sedalam 5-8 cm. Telur tersebut di bungkus dengan assa busa yang kemudian mengering dan memadat, bewarna cokelat dengan panjang 2-3 cm. Lama penetasan 12-15 hari. Telur bewarna cokelat kekuningan, berbentuk sosis, dengan diameter berkisar 1mm ( Pracaya , 1995).
Nimfa yang baru menetas, bewarna kuning kehijauan dengan bercak hitam. Nimfa tersebut keluar dari tanah, lalu naik ke tanaman jagung dan menghabisi daging daun jagung . Nimfa mengalami lima kali instar, lamanya 48-57 hari. Nimfa yang beru menetas panjangnya berkisar 8 mm dan lebar 3 mm, warna mula-mula putih dan berubah menjadi merah orange atau merah bata. Nimfa yang sempurna panjangnya 35 mm dan lebar 28 mm (Pracaya , 1995).
Setelah menjadi imago, belalang ini akan terbang mencari makanan ke tempat lain. Perkawinan di lakukan di atas pohon setelah kawin betina terbang ke tanah mencarri tempat bertelur. Bila ada angin, belalang kayu bisa terbang sejauh 3km-4km. Tanah untuk bertelur dipilih tanah gembur dan terbuka, tidak penuh dengan tanaman. V.nigricornis berantena pendek, protonum tidak memanjang ke belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang membesar, ovipositor pendek. Metamorfosa sederhana yaitu telur-nimfa-dewasa (Pracaya , 1995).
Gejala Serangan Belalang Kayu (Valanga nigricornis Burm.
Belalang kayu, baik yang masih muda (nimfa) maupun yang sudah dewasa memakan daun-daun tanaman jagung sehingga mengurangi luas permukaan daun. Belalang dewasa biasanya memakan bagian tepi daun (margi folii) sementara nimfanya memakan di antara tulang-tulang daun sehingga menimbulkan lubang-lubang pada daun. Kerusakan tanaman biasanya ini tidak serius, tetapi kerusakan daun ini pasti berpengaruh terhadap produktifitas tanaman yang diserang. Jika serangan tanaman ini serius, daun tanaman jagung yang diserang akan rusak bahkan habis dimakan (Surachman dan Agus, 1998).
4.      Kepik penghisap polong kedelai (Riptortus linearis)
Hama ini sering dikenal dengan sebutan kepik penghisap polong kedelai karena hama ini menyerang polong kedelai. Menurut Anonymous (2010) dalam Wahyu (2010), klasifikasi kepik penghisap polong kedelai ini adalah:
Klasifikasi
Kingdom                    :  Animalia
Filum                          :  Arthropoda
Kelas                          :  Insecta
Ordo                           :  Hemiptera
Famili                         :  Coreoidea
Genus                         :  Riptortus
Spesies                       : Riptortus linearis
 Biologi Riptortus linearis
Siklus hidup R. linearis meliputi stadium telur, nimfa yang terdiri atas lima instar, dan stadium imago. Imago (Gambar 1a) berbadan panjang dan berwarna kuning kecokelatan dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya (Tengkano dan Dunuyaali 1976 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005). Imago datang pertama kali di pertanaman kedelai saat tanaman mulai berbunga dengan meletakkan telur satu per satu pada permukaan atas dan bawah daun. Seekor imago betina mampu bertelur hingga 70 butir selama 4– 47 hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk perutnya, yaitu imago jantan ramping dengan panjang 11– 13 mm dan betina agak gemuk dengan panjang 13–14 mm. Telur R. linearis berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, ratarata berdiameter 1,20 mm. Telur berwarna biru keabuan kemudian berubah menjadi cokelat suram (Gambar 1b). Setelah 6–7 hari, telur menetas dan membentuk nimfa instar I selama 3 hari (Gambar 1c). Pada stadium nimfa, R. linearis berganti kulit (moulting) lima kali. Setiap berganti kulit terlihat perbedaan bentuk, warna, ukuran, dan umur. Rata-rata panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60 mm, instar II 4,20 mm, instar III 6 mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan Dunuyaali 1976 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005). Nimfa maupun imago mampu menyebabkan kerusakan pada polong kedelai dengan cara mengisap cairan biji di dalam polong dengan menusukkan stiletnya. Tingkat kerusakan akibat R. linearis bervariasi, bergantung pada tahap perkembangan polong dan biji. Tingkat kerusakan biji dipengaruhi pula oleh letak dan jumlah tusukan pada biji (Todd dan Turnipseed 1974 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005).
Gejala Serangan Riptortus linearis
Kepik menyerang dengan  cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yg diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk (Puput, 2007).
Hama ini menyerang polong dan menghisap isinya. apabila polong yang diserang telah berisi akan tampak bintik-bintik hitam, dan jika polong tersebut terbuka akan tampak biji kehitam-hitaman, kosong, dan gepeng. pemberantasan kepik polong sama dengan penggerek polong. Oleh karena itu, pemberantasan penggerek polong berarti juga pemberantasan kepik. Pada polong muda menyebabkan biji kempis dan kadang-kadang polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis, kemudian mengering. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan menghitam. Serangan polong tua menyebabkan adanya bintik hitam pada biji.  Imago mulai datang di pertanaman sejak pembentukan bunga, Akibat serangannya menyebahkan biji dan polong kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna hitam; kulit biji keriput, dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan pengisap polong adalah stadia pengisian biji (Anonymous, 2011).
5.      Kepik Hitam (Anoplocnemis Sp)
Klasifikasi Kepik Hitam
Kelas               : Insekta
Ordo                : Hemiptera
Famili              :  Lygaeidae
Genus             : Paraeucosmetus
Spesies            : pallicornis.
Morfologi
Kepik Hitam/Kepik Biji mempunyai karakteristik yaitu panjang tubuh 6-7  mm, tipe alat mulut menusuk menghisap, antena terdiri dari 4 ruas dan warna tubuh didominasi warna hitam dengan sedikit corak kuning keemasan. Ciri khusus lainnya adalah femur (paha) pada tungkai depan cenderung membesar dan masing-masing mempunyai 4 duri (spina) agak besar dan 4 duri kecil. Kepala berbentuk oval dengan mata ocelli yang menonjol.
Gejala Serangan
Kerusakan yang ditimbulkan oleh Kepik Hitam ini antara lain yaitu beras menjadi coklat kehitaman, mudah hancur apabila digiling dan apabila dimasak terasa pahit. Serangga cenderung mengisap bulir-bulir padi pada pagi hari, sebagian didapatkan pada daun maupun batang.Serangga dapat ditemukan pada tanaman muda sampai dengan tanaman menjelang panen.Pada sore hari serangga sangat aktif bergerak di bagian tanaman dan di bagian tanah, sebagian lagi cenderung bersembunyi di rekahan tanah. Pada setiap rumpun dapat ditemukan  10 – 20 ekor serangga dengan berbagai stadia.
Tanaman Inang :Jenis gulma Echinichloa sp., Eleusine indica, dan Paspalum conjugatum.
6.      Lalat buah (bactrocera sp)
Klasifikasi Lalat buah (bactrocera sp)
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class                : Insecta
Order               : Diptera
Family             : Tephritidae
Genus              : Bactrocera
Subgenus         : Bactrocera
Lalat buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya sangat bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya dan bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat kekuningan. Pada abdomennya terdapat pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya terdapat bercak-bercak kekuningan. Disebut Tephtridae-berarti bor-karena terdapat ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna memasukkan telur ke dalam buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.
Gejala Serangan Lalat Buah
Lalat betina menusuk buah atau sayur mengunakan ovipositornya untuk meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis. Setelah telur menetas, larva akan menggerek buah dan menyebabkan buah membusuk di bagian dalam. Bila diamati, pada buah yang terserang akan tampak lubang kecil kehitaman bekas tusukan. Buah menjadi rusak, lembek, busuk dan akhirnya rontok. Lalat buah juga meletakkan telurnya tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang. Batang yang terserang menjadi benjolan seperti bisul sehingga buah yang dihasilkan kecil-kecil dan menguning.
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Pengelompokan hama yang sering digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya yang diakibatkannya yaitu sebagai berikut :
·         Hama utama
·         Hama minor
·         Hama potensial
·         Hama migran
·         Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu :
1.      Ordo Orthoptera
2.      Ordo Hemiptera
3.      Ordo Homoptera
4.      Ordo Coleoptera
5.      Ordo Lepidoptera
6.      Ordo Diptera

B.     Saran
Contoh hamanya diperbanyak lagi agar tiap praktikan dapat melihatnya masing-masing dan tidak mencontoh gambar dari orang lain






DAFTAR PUSTAKA
Bailey, W. 2004. Grasshopper problems in northeast Missouri. Integrated Pest & Crop Management Newsletter. University of  Missouri-Colombia. Vol. 14. No. 12. June 18.
Fatimah, 2008. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian.  Kanisius, Jogjakarta.
Hansamunahito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Harianto, 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.Jember.
Lena, 2009. Pengantar Perlindungan Tanaman
Ma’rufah, D., F. Selamat dan Karintus. 2008. Belalang Kayu. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Nonadita, 2007.Ordo-Ordo Serangga.PT Bima Aksara, Jakarta.
Pracaya, 2007.Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pracaya. 1995. Hama dan penyakit tanaman. Panebar Swadaya. Jakarta. 417 p.
Sastrohidayat, Ika Rahdjaton. 2011. “Fitopatulia” UB press: Malang. 
Surachman, E. dan W. Agus. 1998. Hama Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Penerbit Kanisius, Jakarta.

Syamsudin. 2007. Intensitas Serangan Hama dan Populasi Predator Pada Berbagai Waktu. Balai Penelitian Serealia, Maros.

1 comment:

  1. tolong perbaiki daftar pustaka nya karna di bagian bab 1 sampai seterusnya ada nama peneliti yang tidak dimasukkan kedalam daftar pustaka.

    ReplyDelete