LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERPADU
ACARA II
PENGENALAN HAMA DAN GEJALA SERANGAN
Oleh :
Moch. Bachrul alam
A0A013078
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN
PURWOKERTO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peningkatan produksi pertanian seringkali dihadapkan pada
permasalahan gangguan serangan hama tanaman. Penyebab hama tanaman dapat berupa
serangga dan hewan vertebrata (seperti tikus, burung, babi hutan), tungau, dan
moluska. Kerugian yang ditimbulkannya beragam, tergantung beberapa factor,
seperti factor makanan, iklim, musuh alami dan manusia sendiri. Sehubungan
Indonesia terletak di daerah tropis, maka masalah gangguan serangan hama
tanaman hampir selalu ada sepanjang tahun, hal ini disebabkan faktor lingkungan
yang sesuai bagi perkembangan populasi hama. Selain itu juga karena tanaman
inangnya hampir selalu ada sepanjang waktu. Gangguan serangan hama pada tanaman
sangat merugikan, sehingga upaya pengendaliannya harus senantiasa diupayakan.
Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga,
namun demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen
saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna
yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator),
pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi,
serangga terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam
perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk
diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah
diketahui dari gejala serangannya.
B.
Tujuan
1. Untuk mengenal jenis hama pada
tanaman
2. Untuk mengenal gejala serangan hama
3. Untuk membuat analisis agroekosistem
berdasarkan hasil pengamatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama merupakan suatu organisme yang
mengganggu tanaman,merusak tanaman dan menimbulkan kerugian secara
ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang dan dapat juga menimbulkan
kematian pada tanaman,serangga hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu
caput, abdomen ,dan thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis serangga dan penyakit
merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu mengganggu
perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian. Hama dan penyakit tersebut merusak bagian
suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati(Harianto, 2009).
Menurut Pranata (1982),
akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif, susut
kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya bobot atau
volume bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut
kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya serangan
hama, misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau bulu
tikus dan peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya tumbuh adalah
susut yang terjadi karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh
hama yang menyebabkan biji tidak mampu berkecambah. Secara ekonomi, kerugian
akibat serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan
(biji-bijian). Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan
adalah adanya ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol (Syarief dan
Halid, 1993).
Hama merupakan semua
serangga maupun binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman
sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu
dan berdampak pada kerugian secara ekonomis.Serangga terbagi dalam beberapa
ordo sesuai dengan ciri khas masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut
yang terbagi atas tipe mulut menggigit, mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap,
menggerek (rioardi, 2009).
Kerusakan oleh serangga
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan langsung dan kerusakan tidak
langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan yang disimpan oleh
serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit telur,
dan bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan. Kerusakan tidak
langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat metabolisme serta
berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya (Cotton dan Wilbur, 1974).
Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan
ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu :
1.
Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur
hidupnya Ordo orthoptera
mengalami tahapan perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang
mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda
mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah
berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan
serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri
serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan
sempit disebut tegmina.Sayap
belakang tipis berupa selaput.Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu
terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan
besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung
sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.Hewan betinanya
mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit(Hansamunahito, 2006).
2.
Ordo Hemiptera
Nama "Hemiptera"
berasal dari bahasa Yunanihemi
(setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara
keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu
diberikan karena serangga
dari ordo
ini memiliki sayap depan
yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti
membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas
tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan,
sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang
tidak terbang. Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna.(Nonadita,2008).
Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap,
sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput,
Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.Tipe mulut menusuk dan mengisap,
Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit (Leptorixa acuta
Thumb.), Kepik hijau (Nezara viridula L) (Nonadita,
2008).
3.
Ordo Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur
hidupnya Ordo orthoptera
mengalami tahapan perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu serangga
muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya, dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa)
ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik,
termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang sayap, sayap depan dan belakang sama, bentuk
transparan yang digunakan untuk terbang,(Hansamunahito, 2006).
4.
Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera
termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna adalah telur menjadi
larva menjadi pupa dan pupa
menjadi imago.Larva adalah hewan muda yang
bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa adalah kepompong dimana pada
saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi
penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago adalah fase dewasa atau fase
perkembangbiakan(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran
yaitu mempunyai
dua pasang sayap, sayap
depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap
belakang seperti selaput. Tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan
tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon,
dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan, Beberapa contoh anggotanya adalah
Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),Kumbang
janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)(Hansamunahito, 2006).
5.
Ordo Lepidoptera
Ordo
lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru
buah berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan induknya malam
hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda. Kemudian menetas menjadi
larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan kepala coklat panjang 5 mm. Larva
masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa stadium ulat
berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm, berada
dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium
dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada
puru-puru di bagian tanaman tempat pupa tinggal.
Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan Jawa. Kupu-kupu puru
buah berwarna abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan telur secara
berserakan di bagian kulit buah muda pada malam hari. Telur menetas 4 hari
kemudian dan ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk serta hidup di
dalamnya.
Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur
hingga menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama 29 hari(Harianto,
2009).Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan
ketika imago memiliki tipe mulut penghisap,mempunyai 2 pasang sayap yang
dilapisi sisik,adapun
habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain, Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu
gajah (Attacus atlas L),
Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera
litura) (Harianto, 2009).
6.
Ordo Diptera
Metamorfosenya sempurna
(holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur menjadi larva kemudian
menjadi kepompong setelah itu
menjadi dewasa. Larva tidak berkaki apodabiasanya
hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak
sebagai hama, parasitoid dan predator (Retno, 2009).
Ordo diptera meliputi serangga
pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.Pada kepala serangga
ini dijumpai adanya antena dan mata facet.Tipe alat mulut bervariasi,
tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap,
pengisap, atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna (holometabola).
Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan
daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu
lalat buah (Dacus sp) lalat
predator pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat rumah
(Musca domestica Linn.)(Retno, 2009).
Gejala
adalah keadaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap aktivitas dari
pathogen atau faktor lain. (sastrohidayat,2011)
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat dan Bahan
Bahan
dan alat yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi pertanaman pangan yang
terdiri atas pertanaman padi, jagung, kedelai, kacang hijau, dan kacang
panjang, kantong plastik, spidol, gunting, dan kertas plano.
B.
Prosedur kerja
1.
Diamati
morfologi dan digambar secara lengkap tubuh hama serta disebutkan
bagian-bagiannya
2.
Dicatat
klasifikasinya dari kelas sampai spesies
3.
Diamati
dan dicatat gejala serangan hama spesimen yang ada
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Hama
adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan
sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam
praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Hama adalah hewan
yang merusak tanaman (akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat
kerusakan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga
hasilnya rendah.
Pengelompokan
hama yang sering digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya yang
diakibatkannya yaitu sebagai berikut :
·
Hama utama merupakan hama yang pada
kurun waktu lama selalu menyerang pada suatu daerah dengan intensitas serangan
yang berat sehingga memerlukan usaha pangendalian yang besar.
·
Hama minor merupakan jenis dimana
kerusakan yang diakibatkannya masih dapat ditoleransi oleh tanaman.
·
Hama potensial merupakan sebagian besar
janis serangga herbivora yang saling berkompetisi dalam memperoleh makanan.
·
Hama migran adalah hama yang tidak
berasal dari agro-ekosistem setempat, tetapi datang dari luar karena sifatnya
yang berpindah-pindah.
Pada saat praktikum
kita mempelajari beberapa jenis hama serta tama,am inangnya yang diantaranya,
yaitu : penggerek buah tomat, kepik hijau, penghisap polong kedelai, kepik
hitam, bactrocera sp, dan kepik
hijau.
1. Ulat
buah tomat (Helicoverpa armigera)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Divisi :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili :
Noctuide
Genus :
Helicoverpa
Spesies :
Helicoverpa armigera
Ciri: panjang
ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat
bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan,
kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis
bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak
kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar
antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap
dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila
dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka
berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa
dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian
berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa
adalah 15-21 hari.
Gejala serangan :
ulat
ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada
buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena
infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian: (1) ngengat tertarik
pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2)
telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun
ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar
disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida,
misalnya Diazinon dan Cymbush.
2. kepik
hijau (Nezara viridula)
Klasifikasi kepik hijau
(Nezara viridula)
·
Kingdom :
Animalia (Hewan)
·
Filum :
Arthropoda (arthropoda)
·
Kelas :
Insecta (Serangga)
·
Order :
Hemiptera
·
Subordo :
Heteroptera
·
Family :
Pentatomidae
·
Subfamily : Pentatominae
·
Genus :
Nezara
·
Species :
Nezara viridula
Hama
kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau
serna pronotumnya berwarna jingga
dan kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan
kuning polos.Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan
bawah daun.Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di
sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama
mengisap polong.
Gejala
serangan :
Gejala serangan hama kepik
hijau menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi
busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak
coklat pada kulit biji.Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap
polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong
dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada
fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji
kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis
dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji
menyebabkan biji menghitam dan busuk.
3. Hama
Belalang Kayu (Valanga nigricornis Burm.)
Menurut
Ma’rufah, dkk (2008) taksonomi dari belalang kayu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Orthoptera
Famili : Crididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis Burm.
Daur Hidup Belalang
Kayu (Valanga nigricornis Burm.)
Daur
hidup Valanga nigricornis termasuk pada kelompok metamorfosis tidak sempurna.
Pada kondisi laboratorium (temperatur 28 °C dan kelembapan 80 % RH) daur hidup
dapat mencapai 6,5 bulan sampai 8,5 bulan. Fekunditas rata-ratanya mencapai 158
butir. Keadaan yang ramai dan padat akan memperlambat proses kematangan gonad
dan akan mengurangi fekunditas (Syamsudin, 2007).
Metamorfosa
sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur,
nimfa, dan dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada
bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya (Bailey, 2004).
Umumnya
belalang V. Nigricornis bertelur pada awal musim kemarau. Telur dimasukkan ke
dalam tanah sedalam 5-8 cm. Telur tersebut di bungkus dengan assa busa yang
kemudian mengering dan memadat, bewarna cokelat dengan panjang 2-3 cm. Lama
penetasan 12-15 hari. Telur bewarna cokelat kekuningan, berbentuk sosis, dengan
diameter berkisar 1mm ( Pracaya , 1995).
Nimfa
yang baru menetas, bewarna kuning kehijauan dengan bercak hitam. Nimfa tersebut
keluar dari tanah, lalu naik ke tanaman jagung dan menghabisi daging daun
jagung . Nimfa mengalami lima kali instar, lamanya 48-57 hari. Nimfa yang beru
menetas panjangnya berkisar 8 mm dan lebar 3 mm, warna mula-mula putih dan
berubah menjadi merah orange atau merah bata. Nimfa yang sempurna panjangnya 35
mm dan lebar 28 mm (Pracaya , 1995).
Setelah
menjadi imago, belalang ini akan terbang mencari makanan ke tempat lain.
Perkawinan di lakukan di atas pohon setelah kawin betina terbang ke tanah
mencarri tempat bertelur. Bila ada angin, belalang kayu bisa terbang sejauh
3km-4km. Tanah untuk bertelur dipilih tanah gembur dan terbuka, tidak penuh
dengan tanaman. V.nigricornis berantena pendek, protonum tidak memanjang ke belakang,
tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang membesar, ovipositor pendek.
Metamorfosa sederhana yaitu telur-nimfa-dewasa (Pracaya , 1995).
Gejala
Serangan Belalang Kayu (Valanga nigricornis Burm.
Belalang
kayu, baik yang masih muda (nimfa) maupun yang sudah dewasa memakan daun-daun
tanaman jagung sehingga mengurangi luas permukaan daun. Belalang dewasa
biasanya memakan bagian tepi daun (margi folii) sementara nimfanya memakan di
antara tulang-tulang daun sehingga menimbulkan lubang-lubang pada daun.
Kerusakan tanaman biasanya ini tidak serius, tetapi kerusakan daun ini pasti
berpengaruh terhadap produktifitas tanaman yang diserang. Jika serangan tanaman
ini serius, daun tanaman jagung yang diserang akan rusak bahkan habis dimakan
(Surachman dan Agus, 1998).
4. Kepik
penghisap polong kedelai (Riptortus
linearis)
Hama ini sering
dikenal dengan sebutan kepik penghisap polong kedelai karena hama ini menyerang
polong kedelai. Menurut Anonymous (2010) dalam Wahyu (2010), klasifikasi kepik
penghisap polong kedelai ini adalah:
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Coreoidea
Genus : Riptortus
Spesies :
Riptortus linearis
Biologi Riptortus linearis
Siklus hidup R.
linearis meliputi stadium telur, nimfa yang terdiri atas lima instar, dan
stadium imago. Imago (Gambar 1a) berbadan panjang dan berwarna kuning
kecokelatan dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya (Tengkano
dan Dunuyaali 1976 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005). Imago datang pertama
kali di pertanaman kedelai saat tanaman mulai berbunga dengan meletakkan telur
satu per satu pada permukaan atas dan bawah daun. Seekor imago betina mampu
bertelur hingga 70 butir selama 4– 47 hari. Imago jantan dan betina dapat
dibedakan dari bentuk perutnya, yaitu imago jantan ramping dengan panjang 11–
13 mm dan betina agak gemuk dengan panjang 13–14 mm. Telur R. linearis
berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, ratarata berdiameter 1,20 mm.
Telur berwarna biru keabuan kemudian berubah menjadi cokelat suram (Gambar 1b).
Setelah 6–7 hari, telur menetas dan membentuk nimfa instar I selama 3 hari
(Gambar 1c). Pada stadium nimfa, R. linearis berganti kulit (moulting) lima
kali. Setiap berganti kulit terlihat perbedaan bentuk, warna, ukuran, dan umur.
Rata-rata panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60 mm, instar II 4,20 mm,
instar III 6 mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan Dunuyaali
1976 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005). Nimfa maupun imago mampu menyebabkan
kerusakan pada polong kedelai dengan cara mengisap cairan biji di dalam polong
dengan menusukkan stiletnya. Tingkat kerusakan akibat R. linearis bervariasi, bergantung
pada tahap perkembangan polong dan biji. Tingkat kerusakan biji dipengaruhi
pula oleh letak dan jumlah tusukan pada biji (Todd dan Turnipseed 1974 dalam
Prayogo dan Suharsono, 2005).
Gejala Serangan
Riptortus linearis
Kepik menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong
atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong
tua yg diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil
berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk (Puput, 2007).
Hama ini menyerang polong dan menghisap isinya.
apabila polong yang diserang telah berisi akan tampak bintik-bintik hitam, dan
jika polong tersebut terbuka akan tampak biji kehitam-hitaman, kosong, dan
gepeng. pemberantasan kepik polong sama dengan penggerek polong. Oleh karena
itu, pemberantasan penggerek polong berarti juga pemberantasan kepik. Pada
polong muda menyebabkan biji kempis dan kadang-kadang polong gugur. Serangan
yang terjadi pada fase pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis,
kemudian mengering. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan
biji busuk dan menghitam. Serangan polong tua menyebabkan adanya bintik hitam
pada biji. Imago mulai datang di
pertanaman sejak pembentukan bunga, Akibat serangannya menyebahkan biji dan
polong kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna hitam; kulit biji
keriput, dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman
terhadap serangan pengisap polong adalah stadia pengisian biji (Anonymous,
2011).
5. Kepik
Hitam (Anoplocnemis Sp)
Klasifikasi Kepik Hitam
Kelas
: Insekta
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Lygaeidae
Genus :
Paraeucosmetus
Spesies : pallicornis.
Morfologi
Kepik
Hitam/Kepik Biji mempunyai karakteristik yaitu panjang tubuh 6-7 mm, tipe
alat mulut menusuk menghisap, antena terdiri dari 4 ruas dan warna tubuh
didominasi warna hitam dengan sedikit corak kuning keemasan. Ciri khusus
lainnya adalah femur (paha) pada tungkai depan cenderung membesar dan
masing-masing mempunyai 4 duri (spina) agak besar dan 4 duri kecil. Kepala
berbentuk oval dengan mata ocelli yang menonjol.
Gejala Serangan
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh Kepik Hitam ini antara lain yaitu beras menjadi coklat
kehitaman, mudah hancur apabila digiling dan apabila dimasak terasa pahit. Serangga
cenderung mengisap bulir-bulir padi pada pagi hari, sebagian didapatkan pada
daun maupun batang.Serangga dapat ditemukan pada tanaman muda sampai dengan
tanaman menjelang panen.Pada sore hari serangga sangat aktif bergerak di bagian
tanaman dan di bagian tanah, sebagian lagi cenderung bersembunyi di rekahan
tanah. Pada setiap rumpun dapat ditemukan 10 – 20 ekor serangga dengan
berbagai stadia.
Tanaman Inang
:Jenis gulma Echinichloa sp., Eleusine indica, dan Paspalum
conjugatum.
6. Lalat
buah (bactrocera sp)
Klasifikasi Lalat buah
(bactrocera sp)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Tephritidae
Genus : Bactrocera
Subgenus : Bactrocera
Lalat
buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya sangat
bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya dan
bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat kekuningan. Pada
abdomennya terdapat pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya terdapat
bercak-bercak kekuningan. Disebut Tephtridae-berarti bor-karena terdapat
ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna memasukkan telur ke
dalam buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk
yang keras.
Gejala
Serangan Lalat Buah
Lalat
betina menusuk buah atau sayur mengunakan ovipositornya untuk meletakkan
telurnya dalam lapisan epidermis. Setelah telur menetas, larva akan menggerek
buah dan menyebabkan buah membusuk di bagian dalam. Bila diamati, pada buah
yang terserang akan tampak lubang kecil kehitaman bekas tusukan. Buah menjadi
rusak, lembek, busuk dan akhirnya rontok. Lalat buah juga meletakkan telurnya
tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang. Batang yang
terserang menjadi benjolan seperti bisul sehingga buah yang dihasilkan
kecil-kecil dan menguning.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hama adalah organisme yang dianggap
merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Pengelompokan hama yang sering
digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya yang diakibatkannya yaitu
sebagai berikut :
·
Hama utama
·
Hama minor
·
Hama potensial
·
Hama migran
·
Hama pengganggu tanaman dibedakan
berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu :
1. Ordo Orthoptera
2. Ordo Hemiptera
3. Ordo Homoptera
4.
Ordo Coleoptera
5.
Ordo Lepidoptera
6.
Ordo Diptera
B.
Saran
Contoh hamanya
diperbanyak lagi agar tiap praktikan dapat melihatnya masing-masing dan tidak
mencontoh gambar dari orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, W. 2004. Grasshopper
problems in northeast Missouri. Integrated Pest & Crop Management
Newsletter. University of
Missouri-Colombia. Vol. 14. No. 12. June 18.
Fatimah, 2008. Hama Tanaman dan
Teknik Pengendalian. Kanisius,
Jogjakarta.
Hansamunahito, 2006, Hama
Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Harianto, 2009. Pengenalan dan
Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao.Jember.
Lena,
2009. Pengantar Perlindungan Tanaman
Ma’rufah, D., F. Selamat dan
Karintus. 2008. Belalang Kayu. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Nonadita,
2007.Ordo-Ordo Serangga.PT Bima
Aksara, Jakarta.
Pracaya,
2007.Hama dan Penyakit Tanaman.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Pracaya. 1995. Hama dan penyakit
tanaman. Panebar Swadaya. Jakarta. 417 p.
Sastrohidayat,
Ika Rahdjaton. 2011. “Fitopatulia” UB press: Malang.
Surachman, E. dan W. Agus. 1998.
Hama Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Syamsudin. 2007. Intensitas
Serangan Hama dan Populasi Predator Pada Berbagai Waktu. Balai Penelitian
Serealia, Maros.
tolong perbaiki daftar pustaka nya karna di bagian bab 1 sampai seterusnya ada nama peneliti yang tidak dimasukkan kedalam daftar pustaka.
ReplyDelete