LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERPADU
ACARA I
PENGENALAN PATOGEN DAN GEJALA PENYAKIT TANAMAN
Oleh :
Moch. Bachrul alam
A0A013078
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN
PURWOKERTO
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Patogen tanaman
Penyakit tanaman
sebagian besar disebabkan oleh jamur. Lebih dari 250.000 spesies jamur sebagai
pathogen tanaman. Hampir semua jamur dalam hidupnya pada tanaman inangnya dam
sebagian dalam tanah dan sisa-sisa tanaman. Penyakit tanaman yang disebabkan
oleh jamur sering dikenal dari bagian organ tanaman yang terinfeksi dan dari
tipe gejala yang dihasilkan. Tipe umum penyakit tanaman yang disebabkan oleh
jamur adalah damping-off (rebah
kecambah), root rots ( busuk akar), vascular wilt(layu pembuluh), downy dan powdery mildew, leaf spot
(bercak daun) dan bligh (hawar), rust (karat), smuts(gosong), antraknosa, gall, dieback (mati ujung) dan penyakit pasca panen.
a.
Jamur
Jamur
adalah organisme heterotrof, tidak berklorofil, berinti sel, struktur
somatiknya terdiri dari filament yang bercabang-cabang, dinding sel mengandung
selulosa atau kitin atau keduanya bersama molekul organic lainnya. Umumnya
berkembang biak dengan spora baiksecara seksusal maupun aseksual atau
menggunakan bagian vegetative jamur.
Bagian
vegetative jamur umumnya berupa benang-benang halus, memanjang, bersekat atau
tidak bersekat yang disebut hifa, dan kumpulan benang-benang hifa tersebut
disebut miselium. Miselium dapat dibedakan menjadi dua tipe pokok yaitu :
1. Miselium
yang tidak bersekat (coenocytic)
2. Miselium
yang bersekat (cellular
Didalam hidupnya, hifa-hifa tersebut dapat membentuk
struktur khusus yang berfungsi tertentu, antara lain : haustorium, sklerotium,
apresorium, stroma, dan alat reproduksi seperti : gametongium, sporangium dan
sporangiofor, konidium dan konidiofor, klamidospora dan bermacam badan buah
(apotesium, peritesium, kleistosium, aservulus, piknidium, sporodokium,
koremium).
b.
Bakteri
Bakteri
adalah mikroorganisme bersel satu (unisellular) yang tidak mempunyai klorofil
dan berkembang biak dengan cara pembelahan (budding), hidup secara saprofitik
atau parasitic dan memperoleh makanan dari bahan organic yang mati atau masik
hidup.
Sel
bakteri ada yang berbentuk bola (coccus), tongkat (bacilli) dan spiral
(spirillus). Bakteri ada yang mempunyai organ untuk bergerak yang disebut
flagella, dan ada pula yang tidak mempunyai flagella (atricus). Golongan yang mempunyai flagella ada yang mempunyai satu
flagella pada bagian ujung sel bakteri dan disebut monotrichus (contoh : xanthomonas sp.), ada yang mempunyai
seberkas flagella yang merata diseluruh permukaan tubuh disebut pritrishus,sedangkan yang mempunyai dua
berkas flagella dikedua ujungnya disebut amfitrichus.
c.
Virus
Virus
adalah suatu partikel atau zarah sub-mikroskopis yang terdiri dari protein
kapsid di bagian luar protein kapsomer (coat)yang
keduanya membungkus asam nukleat. Asam nukleat bersifat menular dalam bentuk
salah satu yaitu asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksorobonukleat (DNA). Asam
nukleat virus memperbanyak diri (replikasi) dengan bantuan ribosom sel inang,
mensintesis protein mantel virus dan menggunakan kemampuan sintetiknya untuk
membuat cetakan dirinya membentuk lebih banyak RNA, kemudian penggabungan
protein virus dengan RNA hasil replikasi
membentuk partikel virus baru (virion).
Ada
perbedaan yang luas dalam morfologi dan ukuran virus, yang sangat membantu
dalam klasifikasi khususnya dalam mendeteksi virus. Pada dasarnya virus
tumbuhan dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk spherical atau berbentuk bulat
yang sering pula disebut polyhedral
atau isometri, memanjang atau batang
(elongate) dan bentuk benang (filament).
Ada
beberapa kelompok virus :
1. Partikel
virus berbentuk isometric anatara lain tobacco necrosis virus, caulimovirus nm,
reovirus tumbuhan 65-75nm, cucumovirus (contoh : cucumber mosaic virus
28-30nm).
2. Partikel
virus yang berbentuk batang memanjang antara lain : tobravirus 46-114nm dan
180-219 nm.
3. Partikel
virus berbentuk filament lentur antara lain kelompok potexvirus (potato virus
x) mempunyai panjang 470-580 nm, lebar 11-13 nm, kelompok carlavirus (potato
virus S) mempunyai panjang 620-700 nm dan lebar 12 nm, kelompok potyvirus
(potato virus Y) kebanyakan mempunyai ukuran 11 nm dan lebar 680-900 nm,
terpanjang adalah kelompok closterovirus yang sangat lentuk, mempunyai panjang
1.250-2500 nm.
Gejala
Penyakit Tanaman
Gejala adalah keadaan penyakit yang merupakan
perwujudan dari reaksi fisiologis dari tanaman terhadap kegiatan yang bersifat
merusak yang disebabkan pathogen. Setiap penyakit pada tanaman tertentu akan
memberikan gejala khusus, yang biasanya timbul dalam suatu rangkaian selama
terjadinya penyakit.
Gejala yang dapat diamati secara langsung disebut
juga gejala morfologis. Gejala ini dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan
alat, atau juga dapat dirasa, dibaui, diraba. Sedangkan gejala yang hanya
diamati dengan bantuan alat seperti mikroskop disebut sebagai gejala
histologist.
Gejala morfologis ada tiga macam yaitu : nekrosa,
hipoplasia, hyperplasia. Nekrosa adalah gejla penyakit yang disebabkan oleh
protoplas yang diikuti oleh kematian sel, jaringan, organ dan seluruh tanaman.
Gejala nekrotik yang timbul sebelum kematian protoplas disebut plesionekrotik.
Ada tiga gejala yang termasuk dalam plesionekrotik yaitu menguning (yellowing),
layu (wilting), dan hidrosis (adanya jaringan yang Nampak bening). Gejala
nekrotik yang ada setelah kematian protoplas disebut holonekrotik. Gejala
holonekrotik dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pada
organ bahan penyimpanan (buah, biji, umbi dan akar). Pembusukan yang terjadi
bersifat lunak atau basah disebut gejala bocor (leak), sedangkan yang kering
disebut mumifikasi. Nekrosa pada
jaringan tanaman yang hijau misalnya rebah kecambah (damping off), bercak (spot),
bintik kecil (fleck), nekrotik pada
batang dan tulang daun ( streak),
nekrosa tanpa batas yang jelas karena kematian yang cepat dari seluruh tanaman
atau bagian daun (hawar=blight), kematian mendadak dari kuncup yang belum
membuka atau pembungaan (blast),
rontoknya buah akibat nekrosis yang meluas (shelling)
dan lain-lain. Nekrosa pada jaringan kayu yang sakit (bleeding).
Hipoplasia merupakan kegagalan tanaman atau organ
untuk berkembang secara penuh, missal kerdil (dwarfing), kegagalan membentuk warna hijau dan hanya menghasilkan
warna kuning (klorosis), daun
bercorak warna hijau dan kuning ( mosaic).
Hyperplasia merupakan hasil dari perkembangan yang
berlebihan baik ukuran dan warna atau juga perkembangan bagian organ yang
terlalu dini secara tidak wajar, missal : pertumbuhan yang berlebihan (gigantisme), perkembangan warna yang
berlebihan (hiperkronik), perubahan
dari jaringan dari satu bentuk menjadi bentuk lain ( metaplastik), perkembangan pucuk yang premature dan mati pucuk (proleptik).
B.
Tujuan
1.
Mengenal dan mempelajari morfologi
pathogen tanaman
2.
Mengenal gejala penyakit pada tanaman
hortikultura, pangan, dan perkebunan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengenalan jenis -
jenis penyakit pada tanaman dapat dilakukan dengan cara percobaan di lapang
pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Timbulnya penyakit dapat bervariasi
tergantung dari fase pertumbuhan tanaman, musim, lokasi dan varietas. Kombinasi
dari beberapa penyakit dapat terjadi misalnya kombinasi beberapa cendawan atau
bahkan kombinasi dari cendawan, bakteri, dan virus (Wigenasanta, 2004).
Penyakit tanaman dapat
didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal yang menyebabkan tanaman tidak
dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya (Martoredjo, 1989).
Penyakit tumbuhan dapat
disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik. Penyebab penyakit yang bersifat
biotik umunya parasitik pada tumbuahn, dapat ditularkan, dan disebut penyakit
biogenik. Adapun penyakit yang bersifat abiotik tidak parasit, tidak menular, dan
biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebab yang parasitik terdiri dari
beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma bakteri, cendawan,
riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi (Sinaga, 2003).
Patogen dalam arti luas
adalah tiap agen yang menyebabkan penyakit. Namun, istilah ini biasanya hanya
digunakan untuk menunjukkan penyebab penyakit yang tergolong organisme yang
hidup saja terutama, cendawan, bakteri, nematoda, virus, dan tumbuhan parasitik
yang menyerang tumbuhan (Sinaga, 2003).
Patogen adalah sesuatu
yang dapat menyebabkan penyakit. Patogen berasal dari bahasa Yunani,Pathos yang
berarti menderita dan genesis yang berarti asal. Umumnya istilah patogen hanya
dipakai untuk jasad yang dalamkeadaan sesuai dapat menimbulkan penyakit pada
jasad lain (Semangun, 1996).
Penyakit akan terjadi
apabila ada patogen yang ganas menyerang tanaman yang rentan, di dukung
lingkungan yang mendukung patogen untuk menyerang tanaman yang rentan
(Tjahjadi, 1989).
Penyakit bisa muncul
karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen serta lingkungan. Ini yang disebut
segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah satu
faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul.
Syarat yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah
tanaman harus peka, penyebab penyakit harus virulen (fitdan ganas), dan
lingkungan mendukung (Nasution, 2008).
Sebagian besar penyebab
penyakit pada tumbuhan disebabkan oleh cendawan. Golongan cendawan patogen
tumbuhan memiliki anggota yang sangat beragam. Oleh karena itu, kehadiran
cendawan patogen tumbuhan perlu selalu diwaspadai (Sinaga, 2003).
Penyakit tanaman
merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau
memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan
oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit
tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen
penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari
19 persen ( Jackson, 2009).
Tanaman yang sakit
adalah tanaman yang tidak dapat melakukan aktifitasfisiologis secara sempurna,
yang akan mengakibatkan tidak sempurnanya produksi baik secara kualitas maupun
kuantitas. Secara umum penyakit tanamandiakibatkan oleh faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik adalah penyakit tanamanyang disebabkan oleh
mikroorganisme (mahluk hidup) yang antara lain berupa jamur, bakteri, virus,
nematoda, MLO dan lain-lain. Sedangkan faktor abiotik antara lain pengaruh dari
suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara atau keracunanunsur hara
(Mynature-faiq, 2010).
Penyakit dapat dikenal
dengan mata telanjang dari gejalanya. Penyakit tumbuhan yang belum ada campur
tangan manusia merupakan hasil interaksi antara patogen, inang dan lingkungan.
Konsep ini disebut dengan segitiga penyakit atau plant disease triangle,
sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur tangan manusia adalah
interaksi antara patogen, inang, lingkungan dan manusia. Konsep ini disebut
segi empat penyakit atau plant disease square(Triharso, 1996).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
a. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum yaitu
preparat pathogen, alcohol 70%, air steril, preparat awetan gejala penyakit
tanaman, tanaman sakit dari lapangan, jarum ose, silet, pinset, jarum
inokulasi, mikroskop, gliserin, lactophenol
cooton blue, gelas benda.
b.
Prosedur
Kerja
1. Pemeriksaan
preparat pathogen tanaman
a. Periksalah
dan amati setiap bentukan pathogen atau bagian pathogen yang tersedia
b. Gambarlah
dengan jelas bentuk-bentuk tersebut dan berilah keterangan secukupnya mengenai
nama specimen, betuk, warna, ada atau tidak adanya sekat, jumlah sekat, jumlah
sel, dan dinding sel.
2. Identifikasi
pathogen
a. Amati
gejala dan tanda penyakit tanaman karena jamur pada bagian daun, batang, buah
dan akar.
b. Cocokkan
dengan buku rujukan mengenai gejala dan patogennya
c. Lakukan
pemeriksaan secara mikriskopik, dengan bagian tanaman atau tanda penyakit pada
gejala tersebut pada gelas benda yang sudah ditetesi gliserin atau laktofenol cotton blue, dan ditutup
dengan gelas penutup. Cara penyiapan specimen ini dapat dilakukan dengan
menggunakan selotip.
d. Amati
morfologi jamurnya yaitu : bentuk spora, warna, hifa, miselium, struktur
pembawa spora, klamidospora, sporangium, kolumela, askus, askospora,
basidiospora, basidium, jumlah sekat konodium, jumlah sel, ketebalan dinding
sel, dan badan buah yang Nampak, samakan dengan buku rujukan. Selain itu,
pengamatan tambahan yang diperlukan jika jamur dari hasil isolasi
(biakan)seperti : warna dan keragamannya, kualitas permukaan koloni (seperti
kapas, mengkerut, cembung), tepi koloni (tak beraturan, rata), pola (menjari,
membunga, seperti jari laba-laba), zat warna yang dikeluarkan, dan organ yang
dibentuk ( sklerotium, seta, sinema).
e. Buatlah
posisi taksonomi secara lengkap dari jamur yang sudah diidentifikasi.
f. Gambar
gejala dan pathogen.
3. Gejala
penyakit tanaman
a. Gambarlah
dengan jelas gejala penyakit pada contoh bagian tanaman yang telah disediakan
serta berikan penjelasan pada gambar yang dibuat.
b. Berikan
keterangan dengan tepat menganai gejala penyakit tersebut, yaitu :
a. Nama
inang :
b. Nama
pathogen :
c. Tipe
gejala :
d. Keterangan :
Bagian yang sehat : warna
Bagian yang sakit :warna, bentuk, perubahan yang terjadi
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Terlampir
B.
Pembahasan
Penyakit tanaman
dapat didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal yang menyebabkan tanaman
tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya (Martoredjo, 1989).
Penyakit
tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik. Penyebab penyakit
yang bersifat biotik umunya parasitik pada tumbuahn, dapat ditularkan, dan
disebut penyakit biogenik. Adapun penyakit yang bersifat abiotik tidak parasit,
tidak menular, dan biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebab yang parasitik
terdiri dari beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma bakteri,
cendawan, riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi (Sinaga,
2003).
Bakteri (dari
kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota
dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab
infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat
dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel
prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Berdasarkan
bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1.
Kokus (Coccus) adalah bakteri yang
berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
a. Mikrococcus,
jika kecil dan tunggal
b. Diplococcus,
jka berganda dua-dua
c. Tetracoccus,
jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
d. Sarcina,
jika bergerombol membentuk kubus
e. Staphylococcus,
jika bergerombol
f. Streptococcus,
jika bergandengan membentuk rantai
2.
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri
yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Diplobacillus,
jika bergandengan dua-dua
b. Streptobacillus,
jika bergandengan membentuk rantai
3.
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang
berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Vibrio,
(bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
b. Spiral,
jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c. Spirochete,
jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda,
bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat
terpisah dari koloninya.
Pada saat
praktikum, kami mempelajari beberapa virus diantaranya adalah Rhabdovirus.
Rhabdovirus
berasal dari bahasa Yunani yaitu Rhabdo yang berarti berbentuk
batang dan Virus
yang berarti virus. Jadi Rhabdovirus merupakan virus yang mempunyai bentuk
seperti batang.
Klasifikasi
Order : Mononegavirales, Famili :
Rhabdoviridae, Genom :Lyssavirus, Spesies : Rhabdovirus (Virus Rabies).
Virus rabies
atau Rhabdovirus merupakan salah satu virus yang mempunyai sifat morfologik dan
biokimiawi yang lazim dengan virus somatis vesikuler sapi dan beberapa virus
hewan, tanaman, dan serangga. Virus rabies dan jenis virus lainnya terdiri dari
dua komponen dasar, yaitu sebuah inti dari asam nukleat yang disebut genom dan
yang mengelilingi protein yang disebut kapsid.
Rhabdovirus
merupakan partikel berbentuk batang atau peluru berdiameter 75 nm x panjang 180
nm. Partikel dikelilingi oleh selubung selaput dengan duri yang menonjol yang
panjangnya 10 nm, dan terdiri dari glikoprotein tunggal. Genom beruntai
tunggal, RNA negative-sense (12 kb; BM 4,6 x 106) yang berbentuk linear dan
tidak bersegmen. Sebuah virus rabies yang lengkap diluar inang (virion)
mengandung polimerase RNA. Komposisi dari virus rabies ini adalah RNA sebanyak
4%, protein sebanyak 67%, lipid sebanyak 26%, dan karbohidrat sebanyak 3%.
Rhabdovirus melakukan replikasi dalam sitoplasma dan virion bertunas dari
selaput plasma. Karakter yang menonjol dari Rhabdovirus ini merupakan virus
yang bersusun luas dengan rentang inang yang lebar. Virus ini merupakan jenis
virus uang mematikan. Kapsid melindungi genom dan juga memberikan bentuk pada
virus.
Pada saat
praktikum penyakit yang disebabkan oleh jamur yang kami amati yaitu bercak daun
garis coklat (Cescospora oryzae),
trotol atau bercak ungu (Alternaria pori),
puru akar akar (Lycopersicon escultentum L), antraknosa (Gloesporium
piperatum), gosong pada jagung (Ustilago mayais).
a.
Penyakit bercak daun garis coklat
Penyakit
bercak daun cercospora sering disebut bercak coklat sempit (narrow brown leaf
spot) disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae Miyake.Gejala penyakit timbul
pada daun berupa bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat kemerahan,
sejajar dengan ibu tulang daun, dengan ukuran panjang kurang lebih 5 mm dan
lebar 1-1,5 mm. Banyaknya bercak makin meningkat pada waktu tanaman membentuk
anakan. Pada serangan yang berat bercak-bercak terdapat pada upih daun, batang,
dan bunga. Pada saat tanaman mulai masak gejala yang berat mulai terlihat pada
daun bendera dan gejala paling berat menyebabkan daun mengering. Infeksi yang
terjadi pada pelepah dan batang meyebabkan batang dan pelepah daun busuk
sehingga tanaman menjadi rebah.
b.
Penyakit trotol atau bercak ungu
Kingdom
: Fungi, Philum: Ascomycota, Kelas: Dothideomycetes, Subklas : Pleosporomycetidae, Ordo:
Pleosporales, Famili: Pleosporaceae : Genus : Alternaria, Spesies: Alternaria
porri
Gejala
pertama terjadi bercak kecil, melekuk, berwarna putih hingga kelabu. Jika
membesar bercak tampak bercincin-cincin danwarnanya agak keunguan. Tepinya agak
kemerahan atau keunguan dan dikelilingi oleh zone berwarna kuning, yang dapat
meluas agak jauh di atas atau di bawah bercak. Pada cuaca lembah bercak
tertutupi oleh konidiofurdan konidium jamur yang berwarna coklat sampai hitam.
Ujung daun yang sakit mongering. Bercak lebih banyak terdapat pada daun yang
sudah tua.
Infeksi
pada umbi lapis biasanya terjadi saat panen atau sesudanya. Umbi yang membusuk
agak berair. Pembusukan mulai dari leher, dan ini mudah dikenal dari warna yang
kuning sampai merah kecoklatan. Jika benang-benang jamur yang berwarna gelap
itu berkembang. Jaringan yang sakit akan mongering, berwarna gelap dan
berstrutur seperti kertas.
c.
Puru akar
Penyebab
penyakit puru akar yaitu Meloidogyne spp. merupakan nematoda yang berkembang
sangat cepat dan mempunyai daya tekan tinggi terhadap pertumbuhan tanaman
dengan gejala khas terlihat pada akar, yaitu berupa bintil-bintil yang disebut
dengan puru akar (Whitehead, 1998). Selain terbentuknya gall atau puru pada
sistem perakarannya, tanaman yang terserang Meloidogyne spp daunnya mengalami
klorosis, tanaman kerdil, daunnya layu dan banyak yang gugur, akar lebih
sedikit, dan bila tanaman yang terserang hebat atau parah maka tanaman yang
terserang akan mati (Taylor and Sasser, 1978).
d.
Penyakit patek atau antraknosa
Penyakit
patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan
patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani untuk memetik hasil
yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga
cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang
disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak
cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian
tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni
cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi
cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik
berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan
memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat
atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali
dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.
e.
Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil
smut)
Penyebab:
cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw,
Uredo maydis DC.
Gejala:
1. masuknya
cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan pada biji
jagung
2. mula-mula
berwarna putih, lama-kelamaan biji jagung yang bengkak berwarna hitam
3. Klobot
yang membungkus jagung akan terdesak kesamping, sehingga sebagian biji jagung
yang bengkak tersembul keluar
4. akhirnya
biji jagung akan pecah, dan tersebarlah spora yang berwarna hitam berhamburan dan
mengeluarkan kelenjar (gall)
Pertumbuhan dan
penyebarn pathogen cocok pada kondisi kering disertai suhu tinggi pada awal
pertumbuhannya. Penyebaran pathogen melalui benih (seed borne), tanah, aliran
air, dan angin.
Pengamatan yang
dilakukan dibawah miskroskop yaitu pada jamur atrenari pori, colletotrichum, fusarium ozusporum, phakopsora
pachyrhizi syd.
a. atrenari pori
klasifikasi :
kingdom: Fungi, Phylum: Ascomycota,
Class: Dothideomycetes, Subclass: Pleosporomycetidae, Order: Pleosporales,
Family: Pleosporaceae, Genus: Alternaria, Species: Altenaria porri
b. Morfologi
Alternaria porri Ell.
Cif. Misellium jamur berwarna cokelat, konidium dan konidofor berwarna hitam
atau cokelat, konidium berbentuk gada yang bersekat-sekat, pada salah satu
ujungnya membesar dan tumpul, ujung lainnya menyempit dan agak panjang.
Konidium dapat disebarkan oleh angin dan menginfeksi tanaman melalui stomata
atau luka yang terjadi pada tanaman. Patogen dapat bertahan dari musim ke musim
pada sisa – sisa tanaman (Direktorat Perlindungan Tanaman, 2006).
c. Fusarium
oxyporum
Klasifikasi
Fusarium oxyporum yang
menyerang tanaman termasuk Kingdom Fungi, Divisi Amastigomycota, Sub Divisi
Deuteromycota, Kelas Deuteromycetes, Ordo Moniliales, Famili Tuberculariaceae
dan Genus Fusarium, Spesies Fusarium oxysporum f. sp. Lycopersici
Snyd. Et Hans (Roma, 2009)
Morfologi
Fusarium oxysporum ,
jamur ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil dan hidupnya bersifat
parasitoit pada organism lain serta didukung oleh suhu tanah yang hangat dan kelembaban
tanah yang rendah sekali Populasi akan meningkat jika di tempat yang sama
ditanam tanaman yang merupakan inangnya serta jamur ini menginfeksi tanaman
melalui jaringan meristem pada ujung akar (Pracaya, 2007).
d. Colletotrichum capsici
Klasifikasi
Klasifikasi
Colletotrichum capsici yang menyerang tanaman Cabai (Capsicum annum) yaitu
Kingdom Fungi, Divisio Ascomycota, Kelas Sodariomycetes, Ordo Phyllachorales,
Famili Phyllachoraceae, GenusColletotrichum, Spesies Colletotrichum capsici
(Irzayanti, 2009).
Ciri
Mofologi:
Jamur
Colletotrichum capsici ini mempunyai ciri morfologi yang struktur tubuhnya
sangat kecil dan hidupnya sebagai parasit obligat merupakan sifat jamur yang
hanya dapat hidup pada inangnya saja, serta mempunyai habitat yang sangat luas penyebarannya
sampai keseluruh bagian tumbuhan (Roma, 2009).
e. Phakopsora
pachyrhizi Syd.
Ciri-ciri
Mempunyai uredium pada sisi bawah dan atas daun coklat
muda sampai coklat, bergaris tengah 100-200 μm, sering kali tersebar merata
memenuhi permukaan daun.
Parafisa pangkalnya
bersatu, membentuk penutup yang mirip dengan kubah di atas uredium. Parafisa
membengkok, berbentuk gada atau mempunyai ujung membengkak, hialin atau
berwarna jerami dengan ruang sel sempit. Ujungnya berukuran 7,5-1,5 μm, dengan
panjang 20-47 μm.
Kerugian
Phakopsora pachyrhizi Syd.
Menyebabkan Penyakit karat pada tanaman kedelai umumnya belum tua, dan bisa
menyebakan hampanya polong. Pada serangan yang berat, daun-daunnya rontok.
Apabila tanaman yang terserang ini disentuh, sporanya akan beterbangan,
kemudian akhirnya hinggap menyerang tanaman yang masih sehat. Di samping karena
sentuhan, spora tersebut bisa terbawa oleh angin.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Patogen adalah sesuatu yang dapat
menyebabkan penyakit.
Penyakit pada tanaman biasanya disebabkan
oleh jamur, bakteri dan virus.
a.
Jamur adalah organisme heterotrof, tidak
berklorofil, berinti sel, struktur somatiknya terdiri dari filament yang
bercabang-cabang, dinding sel mengandung selulosa atau kitin atau keduanya
bersama molekul organic lainnya. Umumnya berkembang biak dengan spora
baiksecara seksusal maupun aseksual atau menggunakan bagian vegetative jamur.
b.
Bakteri adalah mikroorganisme bersel
satu (unisellular) yang tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak dengan
cara pembelahan (budding), hidup secara saprofitik atau parasitic dan
memperoleh makanan dari bahan organic yang mati atau masik hidup.
c.
Virus adalah suatu partikel atau zarah
sub-mikroskopis yang terdiri dari protein kapsid di bagian luar protein
kapsomer (coat)yang keduanya membungkus
asam nukleat. Asam nukleat bersifat menular dalam bentuk salah satu yaitu asam
ribonukleat (RNA) atau asam deoksorobonukleat (DNA). Asam nukleat virus
memperbanyak diri (replikasi) dengan bantuan ribosom sel inang, mensintesis
protein mantel virus dan menggunakan kemampuan sintetiknya untuk membuat
cetakan dirinya membentuk lebih banyak RNA, kemudian penggabungan protein
virus dengan RNA hasil replikasi
membentuk partikel virus baru (virion).
B.
Saran
Alat
dan bahannya diperbanyak lagi agar tiap anak dapat membuatnya satu orang satu.
DAFTAR
PUSTAKA
Carolina State University Graphics. 107 page.
Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic
Bacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister Academic Press.
Martoredjo, T, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan Bagian Dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.
Nasution, Ahmad Sanusi. 2008. Pengenalan
Patologi/Penyakit Tumbuhan.http://sanoesi.wordpress.com/2008/12/17/pengenalan-patologipenyakit-tumbuhan/
Diakses 07 Desember 2014.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Taylor, A.L. and J.N. Sasser. 1978. Biologi,
identification and control of root knot nematodes (Meloidogyne spp)
International Carolina Meloidogyne Project. Printed by Nor
Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman.
Palembang: Kanisius
Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.
Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta.
Whitehead, A.G. 1998. Plant Nematode Control. CAB
International, London.