Saturday, 17 December 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KAPITA SELEKTA II PEMBESARAN IKAN GURAMI DI UPT. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR KUTASARI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PURBALINGGA

LAPORAN PRAKTIKUM
KAPITA SELEKTA II
ACARA IV
 PEMBESARAN IKAN GURAMI DI UPT. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR KUTASARI
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PURBALINGGA




Disusun oleh :
Agnes Evilia A0A013018
Moch. Bachrul Alam A0A013078
Halimmatusa’diah A0A013080
Fauzi Rahmat M A0A013083
Sholih Nashoha A0A012026




KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI D3 AGROBISNIS
PURWOKERTO
2015 

Friday, 16 December 2016

PEMBENIHAN IKAN GURAMEH

KAPITA SELEKTA II
ACARA III
PEMBENIHAN IKAN GURAMEH




Disusun oleh :
Agnes Evilia A0A013018
Moch. Bachrul Alam A0A013078
Halimmatusa’diah A0A013080
Fauzi Rahmat M A0A013083
Sholih Nashoha A0A012026







KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI D3 AGROBISNIS
PURWOKERTO
2015 


MENGENAL BERBAGAI JENIS IKAN BUDIDAYA

LAPORAN PRAKTIKUM
KAPITA SELEKTA 2 (PERIKANAN)
ACARA I MENGENAL BERBAGAI JENIS IKAN BUDIDAYA






Disusun oleh :





KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI D3 AGROBISNIS
PUWOKERTO
2015


I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
ikan merupakan hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana meraka tinggal. Ikan memiliki kemampuan didalam air untuk bergerak menggunakan sirip unutuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angina. Dalam keluarga hewan bertulang belakang/vetebrata, ikan menempati jumlah terbesar, sampai sekaranag terdapat sekitar 25.000 spesies yang tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar diperairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan peraiean tawar (burhanudin, 2008).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman jenis ikan yang tinggi. Letak perairan yang berada di daerah khatulistiwa dan beriklim tropis membuat Indonesia memiliki kekayaan jenis biota air yang lebih banyak dibandingkan daerah dingin maupun subtropics. Tidak kurang dari 7.000 spesies ikan terdapat di perairan Indonesia dan sekitar 2.000 spesies diantaranta merupakan jenis ikan air tawar dan sekitar 27 spesies yang sudah dibudidayakan.
Ikan budidaya sebagian besar adalah ikan yang digolongkan dalam Teleostei, golongan ikan mempunyai tulang tutup insang yang terbuka di bagian belakang untuk keluarnya air pernapasan dari rongga insang. Tubuh ikan Teleostei ditutupi oleh sisik, walaupun sebagian lagi ada yang tidak bersisik. Ikan budidaya di dalam pemeliharaan keseharian dibedakan menjadi ikan bersisik dan ikan tidak bersisik.

B.     Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum mengenal berbagai jenis ikan budidaya adalah sebagai berikut:
1.      Mahasiswa tahu berbagai jenis ikan yang dibudidayakan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
2.      Mahasiswa dapat membedakan perbedaan ikan jantan dan betina dalam usaha pembenihan.
3.      Mahasiswa dapat membedakan karakteristik masing-masing ikan budidaya.


II.                PENGGOLONGAN IKAN
II. 1     CYPRINIDAE
Keluarga Cyprinidae ini memiliki banyak jenisnya yang telah dibudidayakan baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias.
Tanda-tanda ikan ini secara umum adalah:
·         Ukuran panjang tubuhnya lebih besar dari tinggi tubuhnya.
·         Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang teratur rapi.
·         Sirip ekor berjagak dua (homoserkal).
·         Gurat sisi sempurna tidak patah-patah.
·         Memiliki sungut sepasang/atau dua pasang atau tidak sama sekali
Berbagai jenis ikan golongan ini yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat antara lain :
1.      Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Ikan mas yang sudah dibudidayakan banyak sekali rasnya antara lain ikan mas Majalaya, Punten, Si Nyonya, Ikan Mas Kaca, Ikan Mas Koi dan lain-lain. Ikan ini ditandai dengan sirip punggungnya memiliki 4 jari-jari keras dan 16-18 jari-jari lunak, sehingga sirip ini tampak panjang hampir sampai ekornya. Memiliki dua pasang sungut yang pendek. Ikan ini omnivore atau memakan segala macam makanan. Ikan ini disebut juga ikan karper. Pada ikan jantan dewasa apabila diurut perutnya keluar sperma yang berwarna putih kental.
2.      Ikan Mas Koki (Carasius Auratus)
Hampir sama seperti ikan mas tetapi bedanya tidak bersungut, tidak sebesar ikan mas. Ikan berasal dari Cina dan sudah banyak diternak orang sebagai ikan hias. Ikan ini sudah banyak varietasnya.
3.      Ikan tawes (Puintus Javanicus)
Ikan ini banyak dibudidayakan hamper merata diseluruh nusantara. Bentuk tubuhnya sedikit gepeng, badannya relative tinggi dengan kepala yang pendek dan agak runcing, dengan sungut peraba atau satu pasang. Sirip punggungnya mempunyai 4 jari keras dan 8 jari lunak, lebih pendek dari ikan mas. Sirip ekornya bercagak simetris. Warna tubuhnya putih serta perak dan bagian punggungnya lebih gelap kehijau-hijuan. Ikan tawes tergolong ikan pemakan segala tapi cenderung menyukai tumbuh-tumbuhan dan plankton di alam bebasnya. Jantan dan betina dapat dibedakan selainpada yang jantan kalua diurut perutnya keluar sperma yang berwarna putih kental, pada yang jantan apabila diraba tutup insangnya terasa kasar.
4.      Ikan Nilem (Osteochilus Hasselti)
Bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan mas, bedanya kepalanya relative lebih kecil. Dewasanya juga tidak sebesar ikan mas. Memiliki 2 pasang sungut, dan bibirnya kasar berkerut karena ikan ini suka makan lumut/ alga yang menempel dibebatuan. Pakan utamanya diperairan umum adalah plankton dan tumbuh-tumbuhan air. Sirip punggungnya memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Warna tubuhnya hijau keabu-abuan atau hijau kemerah-merahan.
II.2      ANABANTIDAE
   Keluarga Anabantidae tergolong pada ordo labyrinthici karena jenis ikan yang tergolong dalam keluarga ini memiliki alat pernapasan tambahan berupa labirin. Jenis ikan ini sewaktu-waktu mengambil udara dari permukaan air kemudian disimpan dalam labirin. Labirin mengandung banyak pembuluh darah yang fungsinya menyerap oksigen dari udara. Udara yang disimpan tadi selanjutnya masuk dalam peredaran darah. Tanda-tanda ikan ini secara umum adalah :
·         Tubuh ikan ini bentuknya memipih.
·         Bersisik kasar.
·         Mulutnya kecil, moncongnya pendek dan matanya besar.
·         Sirip punggung dan sirip dubur panjang dan lebar, memiliki jari-jari keras yang runcing seperti duri.
·         Sirip ekor membulat seperti gelung.
·         Sirip perut kecil, terletak berdekatan/ dibawah sirip dada..
Berbagai jenis ikan golongan ini yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat antara lain :
1.      Ikan Gurami (Ospronemus Gouramy)
Bentuk tubuhnya pipih dan lebar, tinggi badannya lebih dari separuh panjang tubuhnya. Pada waktu muda kepala lancip dan tubuhnya tampak bercak hitam membentuk garis tegak , namun setelah dewasa mulut tumpul dan garis-garis pada badannya hilang. Gurat sisi pada ikan ini sempurna.
Sirip punggung panjang dan lebar, memiliki 12-13 jari-jari keras yang keras dan tajam, dan 11-13 jari-jari lunak. Sirip ekor ujungnya membulat, sedang sirip perut terletak pada bagian depan dibawah sirip dada, dua dari jari-jari lunak pada sirip perut memanjang seperti pecut, yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip dada terdiri dari 2 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Pada ikan dewasa pangkal sirip dada sering digunakan untuk menandai sek kelamin. Apabila pangkal sirip dada  berwarna keputihan maka ikan tersebut berkelamin jantan, dan apabila berwarna kehitaman maka ikan tersebut betina.
Ikan gurami pada saat bertelur membuat sarang dari rumput-rumputan kering di dalam rongga pematang untuk menempatkan telurnya. Pada pemijahan yang dilakukan oleh pembudidaya tempat sarang telah disiapkan yang disebut sosog, dan bahan sarang dari serabut kelapa atau ijuk halus. Ikan gurami pada waktu muda pemakan segala tapi dewasanya menyukai daun-daunan/ tumbuhan air.
2.      Ikan Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis)
Sepat siam (Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut Siamese gourami (Siam adalah nama lama Thailand) atau snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya.
Ikan rawa yang bertubuh sedang, panjang total mencapai 25cm; namun umumnya kurang dari 20 cm. Lebar pipih, dengan mulut agak meruncing. Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Rumus sirip punggungnya: VII (jari-jari keras atau duri) dan 10–11 (jari-jari lunak); dan sirip anal IX-XI, 36–38.
Ikan yang liar biasanya berwarna perak kusam kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh bagian belakang nampak agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar kehitaman, yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
3.      Ikan Sepat (Trichogaster Trichopterus)
Sepat adalah nama segolongan ikan air tawar yang termasuk ke dalam marga Trichogaster, anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Indonesia, ikan ini lebih dikenal sebagai ikan konsumsi, meskipun beberapa jenisnya diperdagangkan sebagai ikan hias.
Ikan yang bertubuh pipih jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang kadang-kadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. Sirip perut (ventral) berubah bentuk; sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit membagi
4.      Ikan Tambakan (Helestoma Temminski)
Bentuk tubuhnya gepeng, dan agak lonjong. Karena persis seperti ikan gurami maka ikan ini sering disebut dengan kissing guramy. Kepala kecil dan bibirnya sedikit menonjol kedepan. Gurat sisi sempurna membujur dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Sirip punggung dan sirip dubur panjang tetapi tidak begitu lebar. Ujung sirip ekor bentuknya lurus. Makanan utamanya adalah tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil. Karena mulutnya kecil maka pembudidaya seri memberikan dedak atau bungkil halus. Kalua diberi pellet maka harus pellet mikro yang berukuran sesuai dengan ukuran mulutnya yang kecil.
II.3      CICHLIDAE
        Keluarga Cichlidae, yang sudah dibudidayakan nila, nila merah dan  Mujair. Tanda-tanda umum ikan ini adalah :
·         Tubuh bentuknya lonjong, badannya tinggi.
·         Kepalanya besar, mulut lebar dengan bibir yang tebal.
·         Sisiknya besar dan kasar, gurat sisi terputus dibagian tengah badan.
·         Sirip punggung dan sirip dubur memiliki jari-jari keras dan tajam.
·         Tergolong ikan yang memelihara telur dan anaknya.
Berbagai jenis ikan golongan ini yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat antara lain :
1.      Ikan Mujahir
Ikan mujair mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1937 di Blitar. Disebut Mujahir karena yang memelihara untuk pertama kalinya adalah pak mujahir. Tubuhnya sedikit gepeng, tetapi pada bagian depan badan dan kepala agak membulat, mulutnya besar dan bibirya tebar.
Sirip punggung terdiri dari 15-17 jari-jari keras dan 10-12 jari-jari lunak. Sirip dubur pendek, sirip ekornya pada ujung-ujungnya agak membulat. Ikan mujahir termasuk ikan yang mengasuh anaknya. Setelah terjadi pemijahan, telur dibuahi di erami dalam mulutnya. Karena sering ditemukan di kolam budidaya ikan lain walaupun pembudidaya tidak pernak menabur benih ikan mujahir. Ikan mujahir liar akan masuk ke dalam kolam melalui saluran pemasukan. Ikan mujahir termasuk jenis ikan pemakan segala (omnivora).
2.      Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
Ikan nila di indonesia baru dikenal pada tahun 1970, tubuhnya seperti ikan mujahir tetapi ukurannya lebih besar, panjang total tubuhnya dapat mencapai 50cm. Ikan nila tersebut sekarang sudah mulai menurun pertumbuhannya dan sekarang ikan nila disebut dengan nila lokal. Sedang ikan nila yang sekarang lebih banyak dibudidayakan adalah Nila Gift.
Nila Gift warna tubuhnya hitam agak keputihan, bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan nila lokal berwarna putih kehitaman, bahkan ada yang kekuningan. Garis linea lateralis terputus antara bagian atas dan bawahnya, yang membedakan dengan mujahir adalah ikan nila memiliki garis vertikal berjumlah 9 sedang mujahir garis vertikal ini tidak ada atau tidak jelas.
Sirip punggung memanjang mulai dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Sirip dada dan sirip perut masing-masing sepasang sedang sirip anus satu agak memanjang. Sirip ekor membulat pada bagian ujung-ujungnya. Sirip ekor ini dapat digunakan untuk menandai sex kelamin. Pada yang jantan pada ujung sirip ekornya berwarna agak kemerahan.
Ikan nila ada yang berwarna merah disebut sebagai nila merah. Ikan nila merah ini merupakan hasil persilangan ke tiga Mujahir Merah dengan ikan Nila. Karena ikan Nila Merah merupakan ikan hibrida maka keturunannya sering dijumpai berwarna merah, hitam atau campuran keduanya. Untuk mendapatkan keturanan yang berwarna merah mulus maka dapat dipijahkan induk-induk yang berwarna merah mulus tanpa dijumpai noda hitam. Seperti ikan mujahir ikan Nila ini memelihara telur dan anaknya dengan cara dimasukkan dalam mulutnya.
II.4      CLARIDAE
Ikan dari keluarga Clariidae sekarang banyak dibudidayakan karena harganya terjangkau maka banyak pula masyarakat yang mengkonsumsi jenis-jenis ikan ini terutama lele. Jenis ikan yang dibudidayakan selain lele adalah lele dumbo. Tanda-tanda umum dari ikan keluarga Clariidae adalah sebagai berikut :
·         Tubuhnya tidak bersisik, kulitnya licin dengan banyak lender, kepalanya simetris dan agak gepeng.
·         Mulutnya lebar tidak bergigi.
·         Memiliki 4 pasang sungut sebagai peraba.
·         Bentuk tubuhnya bulat panjang, bagian badannya tinggi dan memipih kea rah ekor, punggung cembung da perut rata.
·         Gurat sisi sempurna merentang dari belakang tutup insang sampai pangkal sirip ekor.
·         Sirip punggung panjang dan lebar hanya terdiri dari jari-jari lunak saja dan hampir mencapai ekor.
·         Sirip dubur juga memanjang tetapi tidak sepanjang sirip punggung.
·         Sirip ekor membulat.
·         Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal).
·         Memiliki alat pernapasan tambahan tetapi bukan labirin.
Berbagai jenis ikan golongan ini yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat antara lain:
1.      Ikan Lele Lokal (Clarias Batrachus)
Suka hidup di dasar perairan, dan ikan ini dapat hidup pada air yang keruh. Kulitnya licin tidak bersisik. Dikenal 3 variasi warna dari ikan Lele Lokal ini yaitu hitam keabu-abuan, bulai/putih dan merah. Memiliki alat penapasarn tambahan yang disebut organ arboreal yang fungsinya sama dengan labirin. Kepalanya berbentuk segitiga dengan bentuk pipih, meemiliki 4 pasang sungut. Sirip dada mempunyai satu jari-jari keras dan runcing yang disbut patil serta beracun, jari-jari lunaknya berjumlah 8-11 buah. Dagingnya lunak dan halus serta tidak mengandung duri-duri kecil. Pemijahan secara budidaya biasanya dilakukan secara berpasangan.
Ikan lele ini pemakan segala tepapi lebih menyukai hewan renik/kecil sebagai makanannya, dapat hidup pada peraiaran yang kotor, panjang tubuhnya hanya sampai 45 cm. Jumlah telurnya relatif sedikit sekitar 1.000-1.500 butir setiap kali memijah. Ikan ini bersifat memelihara telur dan mengasuh anaknya. Memijah dilubang-lubang pemijahan untuk menyimpan telur dalam sarang dan memelihara anaknya.
2.      Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)
Ikan ini sangat populer di Indonesia setelah keberadaan lele lokal semakin berkurang. Ikan ini bisa besar dan pertumbuhannyapun lebih cepat dibandingkan dengan lele lokal. Ikan lel dumbo diintroduksikan di Indonesa pada tahun 1989 yang didatangkan dari Taiwan. Ikan Lele Dumbo mempunyai sifat sebagai berikut:
·         Apabila terkejut atau stress warna badannya berubah menjadi loreng berwarna putih keabu-abuan.
·         Geraknya agresif.
·         Patilnya tidak beracun.
II.5      PANGASIDAE
tubuh ikan dari keluarga ini sedikit memipih pada sudut mulutnya memiliki 2-4 pasang sungut. Sirip punggung  dan sirip dada berpatil, pada bagian punggung ada sirip lemak yang kecil. Sirip dubur bentuknya panjang mulai belakang dubur sampai pangkal sirip ekor. Sirip ekor bercabang dua.
Ikan pangasius atau disebut ikan patin adalah jenis yang paling banyak dipelihara di Indonesia. Ikan ini ada yang menyebut ikan Jambal (Pangasius Pangasius). Ciri-cirinya tubunya panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna hitam kebiru-biruan. Pada ikan yang kecil (benih) warnanya putih berseling warna hitam lurus horizontal.



III.             JENIS IKAN YANG BANYAK DIBUDIDAYAKAN
Ikan yang paling banyak dibudidayakan pada keluarga Cyprinidae yaitu :
1.      Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Ikan mas yang sudah dibudidayakan banyak sekali rasnya antara lain ikan mas Majalaya, Punten, Si Nyonya, Ikan Mas Kaca, Ikan Mas Koi dan lain-lain. Ikan ini ditandai dengan sirip punggungnya memiliki 4 jari-jari keras dan 16-18 jari-jari lunak, sehingga sirip ini tampak panjang hampir sampai ekornya. Memiliki dua pasang sungut yang pendek. Ikan ini omnivore atau memakan segala macam makanan. Ikan ini disebut juga ikan karper. Pada ikan jantan dewasa apabila diurut perutnya keluar sperma yang berwarna putih kental. Harga ikan mas di tingkat petani yaitu Rp 40.000/Kg, dan pada tingkat konsumen yaitu Rp. 60.000/Kg 
2.      Ikan Nilem (Osteochilus Hasselti)
Bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan mas, bedanya kepalanya relative lebih kecil. Dewasanya juga tidak sebesar ikan mas. Memiliki 2 pasang sungut, dan bibirnya kasar berkerut karena ikan ini suka makan lumut/ alga yang menempel dibebatuan. Pakan utamanya diperairan umum adalah plankton dan tumbuh-tumbuhan air. Sirip punggungnya memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Warna tubuhnya hijau keabu-abuan atau hijau kemerah-merahan.Harga ikan mas di tingkat petani yaitu Rp 20.000/Kg, dan pada tingkat konsumen yaitu Rp. 30.000/Kg 
Ikan yang paling banyak dibudidayakan pada keluarga anabantidae yaitu:
Ikan Gurami (Ospronemus Gouramy)
Bentuk tubuhnya pipih dan lebar, tinggi badannya lebih dari separuh panjang tubuhnya. Pada waktu muda kepala lancip dan tubuhnya tampak bercak hitam membentuk garis tegak , namun setelah dewasa mulut tumpul dan garis-garis pada badannya hilang. Gurat sisi pada ikan ini sempurna.
Sirip punggung panjang dan lebar, memiliki 12-13 jari-jari keras yang keras dan tajam, dan 11-13 jari-jari lunak. Sirip ekor ujungnya membulat, sedang sirip perut terletak pada bagian depan dibawah sirip dada, dua dari jari-jari lunak pada sirip perut memanjang seperti pecut, yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip dada terdiri dari 2 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Pada ikan dewasa pangkal sirip dada sering digunakan untuk menandai sek kelamin. Apabila pangkal sirip dada  berwarna keputihan maka ikan tersebut berkelamin jantan, dan apabila berwarna kehitaman maka ikan tersebut betina.
Ikan gurami pada saat bertelur membuat sarang dari rumput-rumputan kering di dalam rongga pematang untuk menempatkan telurnya. Pada pemijahan yang dilakukan oleh pembudidaya tempat sarang telah disiapkan yang disebut sosog, dan bahan sarang dari serabut kelapa atau ijuk halus. Ikan gurami pada waktu muda pemakan segala tapi dewasanya menyukai daun-daunan/ tumbuhan air. Harga ikan Gurameh di tingkat petani yaitu Rp. 36.000/kg dan pada tingkat kosumen yaitu Rp. 43.000.
Ikan yang paling banyak dibudidayakan pada keluarga cichlidae yaitu:
Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
Ikan nila di indonesia baru dikenal pada tahun 1970, tubuhnya seperti ikan mujahir tetapi ukurannya lebih besar, panjang total tubuhnya dapat mencapai 50cm. Ikan nila tersebut sekarang sudah mulai menurun pertumbuhannya dan sekarang ikan nila disebut dengan nila lokal. Sedang ikan nila yang sekarang lebih banyak dibudidayakan adalah Nila Gift.
Nila Gift warna tubuhnya hitam agak keputihan, bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan nila lokal berwarna putih kehitaman, bahkan ada yang kekuningan. Garis linea lateralis terputus antara bagian atas dan bawahnya, yang membedakan dengan mujahir adalah ikan nila memiliki garis vertikal berjumlah 9 sedang mujahir garis vertikal ini tidak ada atau tidak jelas.
Sirip punggung memanjang mulai dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Sirip dada dan sirip perut masing-masing sepasang sedang sirip anus satu agak memanjang. Sirip ekor membulat pada bagian ujung-ujungnya. Sirip ekor ini dapat digunakan untuk menandai sex kelamin. Pada yang jantan pada ujung sirip ekornya berwarna agak kemerahan.
Ikan nila ada yang berwarna merah disebut sebagai nila merah. Ikan nila merah ini merupakan hasil persilangan ke tiga Mujahir Merah dengan ikan Nila. Karena ikan Nila Merah merupakan ikan hibrida maka keturunannya sering dijumpai berwarna merah, hitam atau campuran keduanya. Untuk mendapatkan keturanan yang berwarna merah mulus maka dapat dipijahkan induk-induk yang berwarna merah mulus tanpa dijumpai noda hitam. Seperti ikan mujahir ikan Nila ini memelihara telur dan anaknya dengan cara dimasukkan dalam mulutnya. Harga ikan Nila di tingkat petani yaitu RP 18.000/Kg dan pada tingkat konsumen yaitu Rp 24.000/Kg.
Ikan yang paling banyak dibudidayakan pada keluarga Clariidae yaitu :
Ikan Lele Lokal (Clarias Batrachus)
Suka hidup di dasar perairan, dan ikan ini dapat hidup pada air yang keruh. Kulitnya licin tidak bersisik. Dikenal 3 variasi warna dari ikan Lele Lokal ini yaitu hitam keabu-abuan, bulai/putih dan merah. Memiliki alat penapasarn tambahan yang disebut organ arboreal yang fungsinya sama dengan labirin. Kepalanya berbentuk segitiga dengan bentuk pipih, meemiliki 4 pasang sungut. Sirip dada mempunyai satu jari-jari keras dan runcing yang disbut patil serta beracun, jari-jari lunaknya berjumlah 8-11 buah. Dagingnya lunak dan halus serta tidak mengandung duri-duri kecil. Pemijahan secara budidaya biasanya dilakukan secara berpasangan.
Ikan lele ini pemakan segala tepapi lebih menyukai hewan renik/kecil sebagai makanannya, dapat hidup pada peraiaran yang kotor, panjang tubuhnya hanya sampai 45 cm. Jumlah telurnya relatif sedikit sekitar 1.000-1.500 butir setiap kali memijah. Ikan ini bersifat memelihara telur dan mengasuh anaknya. Memijah dilubang-lubang pemijahan untuk menyimpan telur dalam sarang dan memelihara anaknya. Harga ikan lele pada tingkat petani yaitu Rp 16.000/kg dan pada tingkat konsumen yaitu Rp 22.000/kg.
Ikan yang paling banyak dibudidayakan pada keluarga pangasidae yaitu:
Ikan pangasius atau disebut ikan patin adalah jenis yang paling banyak dipelihara di Indonesia. Ikan ini ada yang menyebut ikan Jambal (Pangasius Pangasius). Ciri-cirinya tubunya panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna hitam kebiru-biruan. Pada ikan yang kecil (benih) warnanya putih berseling warna hitam lurus horizontal. Harga ikan patin pada tingkat petani yaitu Rp 16.000kg. dan pada tingkat konsumen yaitu Rp24.000/kg.