Saturday 17 December 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KAPITA SELEKTA II PEMBESARAN IKAN GURAMI DI UPT. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR KUTASARI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PURBALINGGA

LAPORAN PRAKTIKUM
KAPITA SELEKTA II
ACARA IV
 PEMBESARAN IKAN GURAMI DI UPT. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR KUTASARI
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PURBALINGGA




Disusun oleh :
Agnes Evilia A0A013018
Moch. Bachrul Alam A0A013078
Halimmatusa’diah A0A013080
Fauzi Rahmat M A0A013083
Sholih Nashoha A0A012026




KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI D3 AGROBISNIS
PURWOKERTO
2015 


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Usaha budidaya ikan merupakan salah satu aktivitas perikanan yang dapat memberikan kontribusi pendapatan masyarakat dan pemenuhan pangan dan gizi. Pada bisnis perikanan yang sangat diperlukan adalah suatu penataan terhadap semua aktivitas yang berkaitan dengan bisnis perikanan tersebut, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (off farm hulu), kegiatan produksi (on farm) sampai kepada aktivitas pengolahan dan pemasaran produknya (off farm hilir) agar dapat ditangani secara terpadu sehingga menjadi suatu sistem yang kokoh mandiri yaitu sistem agribisnis berbasis perikanan. Usaha perikanan yang akan dibahas pada kesempatan kali ini yaitu tentang pembesaran ikan gurami.
Agribisnis berbasis perikanan semakin maju karena usaha perikanan merupakan usaha yang berkarakter bisnis yang bisa mendapatkan jasa atau keuntungan yang diinginkan oleh para pembudidaya ikan. Didukung dengan terjadinya pergeseran pola konsumsi daging berwarna merah menjadi daging berwarna putih (ikan).
Dari pernyataan di atas maka sekarang ini bisnis perikanan merupakan bisnis yang berpeluang untuk dikembangkan karena fungsinya sebagai penyangga kebutuhan pangan yang bermutu. Banyak jenis ikan yang bisa dibudidayakan, namun kebanyakan ikan tersebut memerlukan sumber air yang memadai. Kekurangan atau pun kelebihan sumber air biasanya akan mempengaruhi perkembangan ikan dalam proses budidayanya. Beberapa jenis ikan memiliki karakter berbeda dalam memanfaatkan air sebagai media hidupnya. Jenis ikan yang berekor cagak (homoserkal) biasanya butuh banyak air dan mengalir agar hidupnya lebih baik, sedangkan golongan ikan yang ekornya menyerupai gelung lebih menyukai air genangan. Kebutuhan air juga dipengaruhi oleh alat pernapasannya, ikan yang bernapas dengan insang biasanya membutuhkan air yang berkadar oksigen tinggi, tetapi ikan yang bernapas dengan labirin atau organ arboreal bisa hidup dengan baik pada air yang berkadar oksigen rendah. 

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan dan menjelaskan tentang teknik membesarkan ikan dari benih ukuran tertentu hingga ikan konsumsi.
2. Mahasiswa dapat melakukan dan menjelaskan tentang tata cara membesarkan ikan dari persiapan kolam, sanitasi kolam, pengisian air, penebaran benih, pemberian pakan, dan panen ikan.
3. Mahasiswa mengetahui tentang kelayakan usaha pembesaran ikan dari aspek finansial.

II. KOLAM PEMBESARAN

1. Persiapan Kolam

Budidaya ikan gurami memerlukan kolam penyimpanan induk, kolam pemijahan, kolam/bak penetasan dan pemeliharaan benih, kolam pendederan, kolam pembesaran dan kolam pemberokan (penyimpanan sebelum di pasarkan). Sebelum dilakukan kegiatan budidaya, perlu dilakukan pembuatan kolam yang meliputi antara lain pembuatan pematang, saluran pemasukan air dan saluran pembuangan air, pintu pematang air, pintu pembuangan air, caren dan kowean (sering pula disebut kemalir dan kobakan), serta pengolahan dasar kolam dengan pupuk dan kapur. Setelah kolam siap untuk digunakan, baru dilakukan kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan gurami. 
Perbaikan kolam pembesaran dilakukan untuk mencegah kebocoran kolam pemeliharaan. Hal tang perlu dilakukan antara lain perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan dan pengeluaran air. Kolam pembesaran ikan perlu dilakukan pengapuran 100-200 gr/m2 untuk menstabilkan keasaman kolam (pH), pengolahan tanah serta pengeringan yang bertujuan untuk memutus siklus parasit. Pemupukan kolam dengan pupuk kandang dosis 0,5 kg/ m2 untuk menyediakan pakan alami bagi ikan gurami. Pada saat pengeringan, pematang kolam diperbaiki dengan membabat rumput yang masuk ke kolam agar diketahui kebocoran pematang. Kebocoran pematang bisa menyebabkan benih ikan berenang dan akan hanyut terbawa aliran air.
2. Sanitasi Kolam
Kolam pembesaran ditebari kapur pertanian sebanyak 50-100 gram/m2, diberi tambahan pupuk organik (kompos) sebanyak 500 gram/m2. Kapur dan pupuk ditebar merata diseluruh permukaan dasar kolam. Selanjutnya air dialiri secara bertahap tujuannya untuk memberi kesempatan pertumbuhan dan perkembangan plankton sebagai pakan alami ikan. Pada saat pertumbuhan plankton perlu dijaga air agar tidak keluar dari kolam budidaya. Selama proses pembesaran, ketinggian air harus tetap dipertahankan berkisar 80-100 cm.

3. Pengisian Air
Kolam pembesaran diisi air melalui saluran air sampai ketinggian air mencapai lebih dari 100 cm. Sumber air yang digunakan di berasal dari air sumur bor dengan kedalaman 100 meter dengan bantuan pompa untuk menyedotnya lalu dimasukkan pada kolam melalui saluran air yang mengarah pada tiap kolam atau bak. Pengisian air kolam dilakukan pada pagi hari. Setelah itu dilakukan pengisian air dan dibiarkan selama 7 hari untuk memberi kesempatan pupuk terurai dan menumbuhkan pakan alami bagi benih gurami. Persediaan pakan alami ini dapat memenuhi kebutuhan benih ikan selama 11 sampai 14 hari. Di dasar kolam dekat pintu pemasukan air sebaiknya ditanami ganggang Hydrilla verticilata sebagai tempat berlindung dan mencari makan benih ikan gurami.

III. PEMELIHARAAN BENIH

1. Padat Tebar dan Ukuran Benih Tebar
Benih gurami ditebar setelah air kolam budidaya berwarna kehijau-hijauan, benih ditebar pada pagi atau sore hari. Apabila benih bukan berasa dari kolam pendederan sendiri haruss dilakukan treatment benih serta adaptasi benih terhadap lingkungan budidaya sebelum penebaran. Treatment benih dapat dilakukan dengan perendaman benih pada air garam selama 5-10 menit.
Benih gurami yang ditebarkan pada kolam pembesaran yaitu berukuran bungkus rokok atau ukuran tampelan. Kepadatan tebar benih gurami ukuran tampelan yaitu sekitar 4-5 ekor (1 kg/m2), dan untuk ukuran bungkus rokok sekitar 10 ekor/m2. Ukuran benih 8-11 cm ditebar dengan padat tebar 20 ekor/ m2.

2. Jenis Pakan dan Cara Pemberian
Periode pembesaran ikan perlu adanya pakan tambahan yang cukup baik jumlah maupun mutunya hal ini untuk memacu pertumbuhan ikan gurami. Pemberian pakan pada pembesaran ikan gurami dapat dilakukan menyesuaikan dengan umur ikan gurami. Gurami umur 4-8 bulan (4-8 cm) diberi pakan daun-daunan halus dengan dosis pemberian pakan dan pellet 1% dari biomas/1 kali pemberian/ hari. Gurami umur lebih dari 8 bulan diberi pakan daun-daunan serta pellet dengan dosis 1% dari biomas/1 kali pemberian/ hari.

3. Pengontrolan Kualitas Air
Hama yang akan menyerang diantisipasi dan ditanggulangi dengan penggunaan sumber air, seperti mata air, sumur bor, atau air hujan yang relatif  bebas hama ataupun penyakit. Kualitas air untuk pemeliharaan larva atau benih gurami harus memenuhi beberapa persyaratan karena air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Kualitas air yang optimum untuk pemeliharaan benih gurami yaitu :
1. Kandungan oksigen dan karbondioksida, pada usaha intensif, kandungan oksigen yang baik antara 4 – 6 mg/liter, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter.
2. Derajat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya gurami adalah di kisaran 5 – 9.
3. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan gurami yaitu pada kisaran suhu 25° – 28°C.
4. Senyawa beracun, senyawa beracun yang berbahaya bagi kehidupan gurami adalah amoniak. Pada kisaran 0,1 – 0,3 mg/liter konsentrasi kandungan amoniak dapat menyebabkan kematian pada gurami.
5. Kekeruhan atau kecerahan, tingkat kekeruhan air pada suatu perairan dapat diamati menggunakan alat pengukur kecerahan air.
Salah satu faktor penting yang berperan dalam keberhasilan pembenihan gurami adalah kualitas air. Beberapa parameter yang berkaitan dengan kualitas air yang harus diperhatikan diantaranya pH, suhu, dan kekeruhan air. Keasaman (pH) air yang sesuai untuk benih gurami berkisar pada angka 6,5  – 7,5. Apabila air yang akan digunakan belum sesuai dengan pH yang diinginkan maka pH air tersebut dapat diatur dengan menambahkan larutan asam atau basa. Untuk mengubah pH air ke nilai yang paling rendah maka gunakan asam fosfor, sementara untuk meningkatkan pH air maka gunakan soda atau sodium bikarbonat.
Suhu air yang sesuai sangat mendukung kehidupan benih secara optimal. Untuk benih gurami, suhu air yang ideal adalah 28° C. Apabila suhu air rendah maka bakteri-bakteri yang tidak dikehendaki akan mudah berkembang biak. Pada air yang memiliki suhu yang hangat, bakteri akan mati dan tidak akan berkembang biak. Selain itu, air yang bersuhu hangat akan merangsang ikan tersebut untuk meningkatkan frekuensi makannya karena proses metabolisme ikan menjadi lebih cepat.  Air untuk media hidup benih sebaiknya jangan keruh. Pada air yang keruh, partikel-partikel kecil yang terkandung di dalamnya dapat mempengaruhi proses kerja insang benih gurami.

IV. PANEN

Pemanenan pada kegiatan pembesaran gurami dilakukan pada sore hari, malam ataupun pagi hari. Pemanenan yang dilakukan pada siang hari akan menyebabkan kondisi ikan cepat turun karena kepanasan baik dalam proses pengemasan ataupun pengiriman. Umumnya pemanenan ikan gurami dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun dengan panjang 25 cm dan berat 0,7 kg/ekor. Pengangkutan hasil panen ikan gurami diangkut pada pagi, sore atau malam hari. Air yang digunakan air yang bersih, dengan suhu 20-250C banyaknya ikan yang diangkut tergantung dengan kapasitas alat angkut.

V. ANALISIS FINANSIAL

1. Pendapatan Pengelola
a. Analisis Input
Faktor-faktor produksi yang dibutuhkan dalam suatu budidaya disebut input yang akan di proses dalam suatu produksi, dalam hal ini produksi ikan gurami tersebut diantaranya yaitu bahan baku, modal, tenaga kerja dan lain sebagainya. Input dalam budidaya ikan gurami yang dijalankan pembudidaya di Desa Pliken Kecamatan Sokaraja diantaranya sebagai berikut:
3) Biaya Tetap (FC)
a. Biaya sewa selama satu tahun (2 kolam) dengan masing-masing seluas 250 m2  adalah Rp2.500.000,.
b. Biaya penyusutan peralatan operasional budidaya, seperti pembelian seser (2 buah), waring (2 buah), cangkul (2 buah) dan baskom (5 buah) dengan biaya total Rp550.000,. dan umur ekonomis 2 tahun. Sehingga biaya penyusutan peralatan selama satu periode pembesaran (1 tahun) yaitu sebesar Rp276.000,.
c. Biaya tenaga kerja pemeliharaan selama satu periode budidaya (satu tahun) Rp12.000.000,.
Total FC = Rp14.776.000,.
4) Biaya Variabel (VC)
a. Biaya tenaga kerja persiapan kolam selama dua hari (2 orang) adalah Rp200.000,.
b. Penyediaan benih dengan kepadatan populasi 10 ekor/m2 dengan ukuran bungkus korek. Sehingga kebutuhan bibit sebanyak 5.000 ekor @Rp1.000. jadi seluruh biaya bibit sebesar Rp5.000.000,.
c. Biaya pakan:
a) Pakan umur 0-8 bulan setelah tebar dengan jenis pakan pellet FF3 sebanyak 1.200 kg @Rp10.000 per kg. Jadi biaya sejumlah Rp12.000.000,.
b) Pakan umur 8 bulan keatas dengan jenis pellet F3 sebanyak 1.000 kg @Rp6.500 per kg. Sehingga biaya sejumlah Rp6.500.000,.
c) Pakan hijauan 240 gulung @Rp10.000 sehingga biaya sejumlah 2.400.000,.
d. Biaya pembelian kapur kalsit 100 kg @Rp700 = Rp70.000,.
e. Biaya pemupukan kolam, kebutuhan pupuk kandang untuk kolam 500 m2 yaitu sekitar 250 kg @Rp600 = Rp150.000,.
f. Biaya pemberian probiotik 2 botol dengan harga Rp44.000,.
Total VC = Rp26.364.000,.
Biaya Total (TC) = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC)
= Rp14.776.000 + Rp26.364.000
= Rp41.140.000,.
b. Analisis Output
Output dari usaha pembesaran ikan gurami ini adalah sebagai berikut :
1. Produksi panen ikan gurami dari 5000 ekor selama 1 periode budidaya dengan mortalitas 5% atau setara dengan 250 ekor, maka produksi panennya 4.750 ekor dengan rata-rata 3 ekor/kg. Jadi produksi total dalam kilogram yaitu 1.583 kg.
2. Harga gurami ukuran konsumsi atau tampelan yaitu Rp35.000/kg.
Jadi, Total Penerimaan (TR) = P x Q
= Rp35.000 x 1.583 kg
= Rp55.405.000,.
c. Analisis Pendapatan
Pendapatan yang diterima dari usaha ikan gurami adalah sebagai berikut : 
Pendapatan (I) = Total Penerimaan (TR) – Biaya Total (TC)
= Rp55.405.000 – Rp41.140.000
= Rp14.265.000,.
2. Kelayakan Usaha
a. BEP Produksi (ekor) dan BEP Penerimaan (Rp)
Biaya Tetap (FC)
BEP Produksi (ekor) =
Harga Jual/ekor – VC/ekor
Rp14.776.000
BEP Produksi (ekor) =
Rp12.000 – Rp5.550
BEP Produksi (ekor) = 2.291 ekor
Sehingga BEP produksi akan diperoleh ketika produk yang dihasilkan sekitar 2.291 ekor ikan gurami.
Biaya Tetap (FC)
BEP Penerimaan (Rp) =
1 –VC/ekor : Harga Jual/ekor

Rp14.776.000
BEP Penerimaan (Rp) =
1 – Rp5.550 : Rp12.000
BEP Penerimaan (Rp) = Rp27.490.233,.
Sehingga BEP Penerimaan akan diperoleh ketika jumlah penerimaan diperoleh sebesar Rp27.490.233,.
b. Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)
R/C = TR / TC
= Rp55.405.000 / Rp41.140.000
= Rp 1,35
Berdasarkan perhitungan R/C Ratio maka dapat disimpulkan bahwa pembesaran gurami di desa Pliken Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas layak untuk dikembangkan karena nilai R/C Ratio lebih dari satu yaitu sebesar Rp1,35. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran gurami satu kali periode produksi (1 tahun) tersebut sudah menguntungkan karena setiap Rp1.000 modal yang digunakan akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 135,.
c. Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Keuntungan bersih
ROI = keuntungan bersih / modal produksi x 100%
ROI = Rp14.265.000/Rp41.140.000 x 100%
ROI = 35%
Berdasarkan perhitungan ROI, usaha pembesaran gurami layak untuk dikembangkan karena produktivitas modal sebesar 35%, nilainya lebih besar dari pada suku bunga bank yaitu 18% per tahun.
VI. KESIMPULAN

1. Benih gurami ditebar setelah air kolam budidaya berwarna kehijau-hijauan, benih ditebar pada pagi atau sore hari. Apabila benih bukan berasa dari kolam pendederan sendiri haruss dilakukan treatment benih serta adaptasi benih terhadap lingkungan budidaya sebelum penebaran. Treatment benih dapat dilakukan dengan perendaman benih pada air garam selama 5-10 menit.
2. Benih gurami yang ditebarkan pada kolam pembesaran yaitu berukuran bungkus rokok atau ukuran tampelan. Kepadatan tebar benih gurami ukuran tampelan yaitu sekitar 4-5 ekor (1 kg/m2), dan untuk ukuran bungkus rokok sekitar 10 ekor/m2. Ukuran benih 8-11 cm ditebar dengan padat tebar 20 ekor/ m2.
3. Budidaya ikan gurami memerlukan kolam penyimpanan induk, kolam pemijahan, kolam/bak penetasan dan pemeliharaan benih, kolam pendederan, kolam pembesaran dan kolam pemberokan (penyimpanan sebelum di pasarkan). Sebelum dilakukan kegiatan budidaya, perlu dilakukan pembuatan kolam yang meliputi antara lain pembuatan pematang, saluran pemasukan air dan saluran pembuangan air, pintu pematang air, pintu pembuangan air, caren dan kowean (sering pula disebut kemalir dan kobakan), serta pengolahan dasar kolam dengan pupuk dan kapur. Setelah kolam siap untuk digunakan, baru dilakukan kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan gurami.
4. Berdasarkan perhitungan R/C Ratio maka dapat disimpulkan bahwa pembesaran gurami di desa Pliken Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas layak untuk dikembangkan karena nilai R/C Ratio lebih dari satu yaitu sebesar Rp1,35. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran gurami satu kali periode produksi (1 tahun) tersebut sudah menguntungkan karena setiap Rp1.000 modal yang digunakan akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 135,.

No comments:

Post a Comment