Friday, 16 December 2016

PEMBENIHAN IKAN GURAMEH

KAPITA SELEKTA II
ACARA III
PEMBENIHAN IKAN GURAMEH




Disusun oleh :
Agnes Evilia A0A013018
Moch. Bachrul Alam A0A013078
Halimmatusa’diah A0A013080
Fauzi Rahmat M A0A013083
Sholih Nashoha A0A012026







KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI D3 AGROBISNIS
PURWOKERTO
2015 



PENDAHULUAN

Latar Belakang


Usaha perikanan air tawar memberikan andil yang cukup besar dalam pembangunan sub sektor perikanan. Dalam upaya peningkatan produksi ikan air tawar diperlukan perhatian khusus pada usaha perlindungan dan pengembangan perikanan rakyat terutama dalam upaya meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya.
Dalam rangka peningkatan produksi iakn air tawar penyediaan benih ikan yang cukup merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi keberhasilan usaha budidaya ikan. Usaha pembenihan dimaksudkan untuk menyediakan benih ikan yang akan dibesarkan untuk para pembudidaya ikan. Pengadaan benih ikan dapat berasal dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan atau Balai Benih Ikan (BBI). Adanya BBI dan UPR tersebut bertujuan agar penerapan teknologi pembenihan yang lebih maju, mortalitas benih dapat ditekan, benih-benih ikan yang didederkan dapat menghasilkan benih ikan sesuai dengan jumlah dan ukuran yang dibutuhkan.
Beberapa jenis ikan air tawar tertentu telah mempunyai pangsa pasar yang jelas dan banyak dikembangkan di wilayah Banyumas antara lain ikan Nila, Mujahir, Gurami, Lele dumbo, Patin, Tawes, Nelem dan Karper. Dalam realitanya pemeliharaan jenis-jenis ikan ini merupakan salah satu bentuk dari perekonomian rakyat mulai dari menghasilkan produk primer yaitu ikan sampai pada bisnis pengolahan hasil yang berupa aneka raagam masakan ikan.

Tujuan 


Mahasiswa dapat melakukan dan menjelaskan tentang cara penyediaan dan pemeliharaan induk ikan.
Mahasiswa dapat melakukan dan menjelaskan tentang teknik pemijahan ikan, teknik penetasan telur dan perawatan larva, seleksi benih, teknik pengangkutan dan penebaran benih ikan.
Mahasiswa mengetahui tentang kelayakan usaha pembenihan dari aspek finansial.





SARANA PEMIJAHAN


II.1   Kolam Pemeliharaan Induk
Kolam ini berfungsi untuk mempersiapkan kematangang telur dan memelihara kesehatan induk. Kolam ini berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 m2 dengan kedalaman minimum 50 cm dan kepadatan kolam berisi 20 ekor gurame betina dan 10 ekor jantan.

II.2   Kolam Pemijahan
Setelah proses pematangan gonad (yaitu organ hewan yang menghasilkan sperma dan telur) di kolam penampungan telah mencapai puncaknya, induk dimasukkan ke dalam petak kolam pemijahan. Luas kolam yang diperlukan untuk pemijahan adalah kurang lebih 20 m2 per pasang induk yang terdiri dari 1 ekor pejantan dan 3-4 ekor betina. Suhu air ideal 24 – 28 C dengan kedalaman air 75 – 100 cm. Kolam pemijahan harus dilengkapi dengan saluran pemasukan air dan pengeluaran.  Saluran pemasukan air dibutuhkan untuk mensuplai air baru agar air kolam tetap segar dan ketersediaan oksigen terlarut tetap terjaga.  Aliran air yang masuk ke kolam dapat merangsang ikan untuk memijah.

II.3   Kolam/Wadah Penetasan Telur
Telur dapat diambil 1 hari setelah pemijahan. Penetasan telur dapat dilakukan di bak plastik berdiameter 60 cm. Bak dapat diisi sampai 1.000 butir. Benih yang baru menetas mendapat makanan dari sisa-sisa kuning telur yang ada pada tubuhnya. Setelah cadangan makanan tersebut habis (± 10 hari), larva baru diberi pakan berupa pakan alami (misalnya tubifex) secukupnya dandipelihara hingga menjadi larva dengan berat 0,5 gram selama ± 30 hari.

II.4   Kolam Pendederan
Luas kolam ini tidak lebih dari 50 – 100 m2 dengan kedalaman 30 – 50 cm. Kepadatan kolam sebaiknya 5 – 50 ekor per meter persegi. Kepadatan kolam sebaiknya 5 – 50 ekor per meter persegi.

SISTEM PEMIJAHAN

III.1   Penyediaan Induk
Setelah adanya kolam untuk pemijahan ikan gurame maka hal yang disiapkan yaitu indukan. Indukan gurame harus benar-benar siap untukpemijahan ditandai dengan bibir bawah, warna tubuh,bentuk perut dan geraknya. Jantan yang sudah matang bibir berwarna merah, seluruh tubuh juga berwarna merah atau hitam cerah, perut membentuk sudut tumpul, bersisik normal dan gerakannya lincah. Sedangkan betina yang matang telur perutnya membesar atau membulat, Nampak sedikit benjolan, bersisik atau sedikit terbuka dan geraknya lamban.

III.2   Sistem Pemijahan
 Hal yang pertama harus dilakukan yaitu mempersiapkan kolam pemijahan yang sesuai dengan syarat budidaya. Persiapan kolam pemijahan bertujuan untuk menciptakan lingkungan kolam dalam kondisi optimal bagi ikan gurame untuk melakukan pemijahan.  Ikan Gurami seperti ikan air tawar lainnya juga akan terangsang berpijah bila ada suasana baru dalam kolam, seperti bau ampo yang terbentuk akibat pengeringan tanah kolam kemudian kena air baru.  Hal inilah yang menyebabkan pengeringan dan penjemuran pada dasar kolam pemijahan mutlak dilakukan.  Selain kegiatan pengeringan, pemberian pakan daun talas juga dapat merangsang gurami untuk segera kawin. Gurami meletakkan dan menyimpan telurnya didalam sarang, oleh karena itu disiapkan sarang.  Di alam, induk gurami jantan membuat sarang yang terbuat dari rumput-rumput kering yang disusun di pojokan kolam.  Agar proses pemijahan gurame dapat berlangsung lebih cepat, pembudidaya perlu menyediakan tempat kerangka sarang (sosog) dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bahan sarang (seperti ijuk, sabut kelapa).  Keberadaan bahan sarang tersebut juga merangsang induk cepat untuk memijah. 


PENDEDERAN IKAN
Persiapan Kolam
Luas kolam pendederan yang dipakai 50-100 meter persegi. Kolam pendederan harus dikeringkan terlebih dulu hingga muncul retakan-retakan tanah. Setelah itu, kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 300 g/m2 ditambah TSP dan urea masing-masing 8-10 g/m2. Selain dipupuk, kolam juga ditebari kapur sebnyak 25 g/m2. Pupuk dan kapur tersebut ditebarkan merata ke dasar kolam terutama di bagian pemasukan air. Kemudian kolam diisi dengan air dengan ketinggian 60-80 cm. biarkan selama lima hari, kemudian ketinggian air dapat ditambah hingga mencapai 1 m.

Penebaran Benih Ikan
Setelah kolam siap, benih ditebar pada pagi atau sore hari untuk mencegah stres. Sebelum ditebar, benih diadaptasikan terlebih dulu dengan air kolam. Caranya, biarkan wadah mengapung di permukaan air kolam sehingga terjadi penyesuaian suhu. Setelah itu, buka wadah agar benih keluar dengan sendirinya dan maberksuk ke kolam. Langkah adaptasi ini perlu dilakukan agar gurami tidak stres ketika masuk kolam baru.

Pemberian Pakan
Pemberian pakan disesuaikan dengan ukuran atau umur benih. Ikan gurami di pendederan dapat diberi pakan berupa tepung dan pelet terapung yang jumlahnya tergantung pada besarnya benih. Misalnya bobot benih 10 g dapat diberikan pakan tepung berkadar protein 36%, sedangkan benih 10-50 g diberi pakan pelet dengan diameter 2 mm yang berkdar protein 26%. Jika bobot ikan lebih dari 50 g diberi pelet berdiameter 3 mm dengan kadar protein 26%. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan disesuaikan dengan ukuran benih. Misalnya untuk benih gurami ukuran kecil di bawah 50 g/ekor diberi pakan 4% dari bobot badannya, dengan frekuensi 4 kali sehari. Gurami ukuran di atas 50 g/ekor diberi pakan 3% dari bobot badannya, dengan frekuensi 3 kali sehari.
Pemberian pakan pada gurame di kolam pendederan.
Umur 0 – 14 hari : Jenis pakan yang disukai berupa pakan cadangan yang dibawa sejak keluar dari telur ditambah suspensi pakan berupa kuning telur ayam yang telah direbus kemudian dicairkan.
Umur 15 – 45 hari : Jenis pakan yang disukai berupa rayap ulat, telur semut, dedak atau tepung halus.
Umur 46 – 100 hari : Jenis pakan yang disukai berupa tumbuhan yang dihaluskan, seperti paku airdan azzola, bungkil, dan dedak atau tepung.
Umur 3,5 – 8 bulan : Jenis pakan yang disukai berupa daun tumbuhan, kangkung, sente, singkong, genjer ditambah pelet.

PANEN BENIH

Pemanenan gurame dilakukan setelah benih dipelihara selama satu bulan untuk setiap tahapan. Pemanenan benih dilakukan menggunakan jaring halus dan harus dilakukan hati-hati supaya tidak terjadi luka yang nantinya dapat menyebabkan penyakit. Dengan perlakuan yang hati-hati dan pemeliharaan yang telaten, tingkat kelangsungan hidup benih gurami dapat mencapai 90%.
Pada kolam yang luas, air mulai dikuras sehari sebelum pemungutan benih. Pengangkatan benih dilakukan keesokan harinya, sebelum pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan agar gurami tidak stres akibat udara yang terlalu panas pada siang hari. Pemanenan benih dilakukan dengan tangguk atau seser.
Benih gurami yang akan diangkut ke tempat yang jauh harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolam pemberokan untuk mengurangi kotoran yang terkandung di tubuh benih. Selama pemberokan benih boleh diberi makanan seperti kangkung, azolla, dan daun talas dengan jumlah 1/3 dari pemberian pakan biasanya. Lamanya pemberokan tergantung pada besarnya benih, tetapi pada umumnya setelah tiga hari semua kotoran (feses) benih keluar seluruhnya.
Pengangkutan untuk benih yang masih kecil dilakukan dengan menggunakan kantong plastik yang diberi air dan oksigen. Unuk menjaga agar suhu air tidak mudah berubah, kantong plastik berisi benih tersebut dimasukkan lagi ke dalam kotak karton atau kotak styrofoam yang tebal.
Untuk melakukan pengangkutan, air yang digunakan diberi oksigen murni per 10 liternya. Dengan air sebanyak ini, benih dapat bertahan hidup selama 10 jam pengangkutan tanpa ada yang mati, asalkan benih memang sehat saat dipanen.
Adapun kapasitas pengangkutan benih per 10 liter air adalah sebagai berikut.
Ukuran ikan 3 – 5 cm : 5.000 ekor
Ukuran ikan 5 – 8 cm : 3.000 ekor
Ukuran ikan 8 – 12 cm : 1.000 ekor
Ketika sampai di tempat tujuan, benih tidak boleh langsung ditebar kekolam arena akan mati saat mengalami perubahan suhu yang mendadak. kantong benih sebaiknya diletakkan duu di air kolam selama 15 menit agar benih dapat beradaptasi. Setelah itu kantong dibuka, lalu diisi air kolam dan biarkan beberapa saat. Jika sudah terlihat beradaptasi, barulah benih ditebar ke kolam.


ANALISIS FINANSIAL

Biaya Tetap (Fix Cost)
Biaya sewa selama satu periode pembenihan (5 bulan), masing-masing kolam lima kolam pemijahan dan 2 kolam pendederan dengan luas total 100  m2  adalah Rp 200.000,00
Biaya penyusutan peralatan operasional
pembelian seser (2 buah) 
waring (2 buah)
cangkul (2 buah) 
baskom (5 buah)
penyusutan alat operasional yaitu sebesar Rp100.000,00
Tenaga kerja pemelihara selama satu perode budidaya (5 bulan) Rp5.000.000,00
Total biaya tetap = Rp200.000 + Rp100.000 + 5.000.000 = Rp5.300.000,00

Biaya Variabel (VC)

Biaya tenaga kerja  tenaga kerja persiapan kolam selama dua hari (2 orang) adalah Rp200.000,00
Penyediaan induk gurami dengan 20 ekor (1 kg/ekor) @Rp60.000/kg. jadi seluruh biaya penyediaan induk sebesar Rp2.400.000,00
Umur produktif induk 5 tahun (10 kali pemijahan), sehingga biaya penyediaan induk untuk satu kali pemijahan sebesar Rp240.000,00
Biaya pakan:
Pakan umur satu bulan pertama menggunakan cacing tubifex sebanyak 60 gelas @Rp10.000 per gelas. Jadi biaya sejumlah Rp360.000,00
Pakan umur 2-3 bulan dengan jenis pellet FF1 sebanyak 300 kg @Rp17.000 per kg. Sehingga biaya sejumlah Rp5.100.000,00
Pakan umur 4-5 bulan dengan jenis pellet FF2 sebanyak 594 kg @Rp11.250 per kg. Sehingga biaya sejumlah Rp6.685.000,00
Pakan induk 10 kg @Rp6.500 biaya pakan ikduk Rp65.000,00
Biaya pembelian kapur kalsit 10 kg @Rp700 = Rp7.000,00
Biaya pemupukan kolam, kebutuhan  pupuk kandang untuk kolam yaitu sekitar 50 kg @Rp600 = Rp30.000,00
Biaya pemberiaan probiotik 1 botol dengan harga Rp24.500,00.
Total biaya variabel yaitu Rp12.711.500,00
Berdasarkan analisis diatas dapat dihasilkan total biaya yang harus dikorbankan adalah:
TC = TFC + TVC 
= Rp5.300.000 + Rp12.711.500,00 
= Rp18.011.500,00

Analisis Output
Output merupakan sesutu yang dihasilkan dari serangkaian proses produksi yang memiliki nilai ekonomis. Nilai ekonomis inilah yang nantinya akan tetap meneruskan usaha. Berikut ini adalah analisis pendapatan pembibitan gurami pada desa UPTBAT Kutasari.
Produksi panen ikan untuk 5 kolam pemijahan yaitu 30.000 telur, mortalitas pemiliharaan pendederan 20%. Sehingga, produksi panen 24.000 ekor dengan Harga gurami ukuran bungkus korek Rp1.000/ekor.
TR = P x Q
= Rp1.000 x 24.000 ekor
= Rp24.000.000,00

Analisis Pendapatan
Pendapatan merupakan keuntungan bersih yang diterima oleh pembudidaya ikan gurami. Rumus dari  total penerimaan (TR) dikurangi dengan pendapatan yaitu total biaya (TC).
Π = TR – TC
  = Rp24.000.000 – Rp18.011.500
= Rp5.988.500,00


Kelayakan Usaha
Break Even Point (BEP)
Analisis break even adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik (dalam unit dan rupiah) yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan.  Titik itu disebut sebagai titik break even (BEP-Break Even Point). Dengan mengetahui BEP analis dapat mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi tapi juga tidak untung, sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai mendapatkan untung.
BEP Produk (ekor)
BEP (x) = F/(P-V)
= 5.325.000/(1.000-530)
= 5.325.000/470
= 11.330 ekor.
Sehingga BEP produk akan diperoleh ketika produk yang dihasilkan sekitar 11.330 ekor ikan gurami ukuran bungkus korek.
BEP Penerimaan (Rp)
BEP (RP) = F/(1-V/P)
= 5.325.000/(1-530/1.000)
= Rp11.329.787,00
Sehingga BEP Penerimaan akan diperoleh ketika jumlah penerimaan diperoleh sebesar Rp11.329.787,00 dan pada harga ikan sebesar Rp472 per ekor.

R/C Ratio
R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya.
R/C = TR / TC
= Rp24.000.000/ Rp18.011.500
= Rp 1,33
Berdasarkan perhitungan R/C rasio maka dapat disimpulkan bahwa pembenihan layak untuk dikembangkan karena nilai R/C lebih dari satu (>1). Nilai R/C rasio sebesar 1,33 menunjukkan bahwa usaha pembesaran gurami satu kali periode produksi (6 bulan) tersebut sudah menguntungkan karena Rp. 1,00 modal yang digunakan akan mendapatkan penerimaan sebasar Rp 1,33.
Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Produktifitas modal (π/C rasio) merupakan perbandingan antara produktifitas modal dengan suku bunga bank yang berlaku.
π/C = π/TC   x 100%
= (5.963.500 )/18.036.500   x 100% = 33,06%
Berdasarkan perhitungan usaha pembenihan gurami layak untuk dikembangkan karena produktivitas modal lebih besar daripada suku bunga bank, yaitu 33,06% per tahun dibandingkan dengan suku bunga bank 18% per tahun.


KESIMPULAN

Benih gurami ditebar setelah air kolam budidaya berwarna kehijau-hijauan, benih ditebar pada pagi atau sore hari. Apabila benih bukan berasa dari kolam pendederan sendiri haruss dilakukan treatment benih serta adaptasi benih terhadap lingkungan budidaya sebelum penebaran. Treatment benih dapat dilakukan dengan perendaman benih pada air garam selama 5-10 menit.
Benih gurami yang ditebarkan pada kolam pembesaran yaitu berukuran bungkus rokok atau ukuran tampelan. Kepadatan tebar benih gurami ukuran tampelan yaitu sekitar 4-5 ekor (1 kg/m2), dan untuk ukuran bungkus rokok sekitar 10 ekor/m2. Ukuran benih 8-11 cm ditebar dengan padat tebar 20 ekor/ m2.
Budidaya ikan gurami memerlukan kolam penyimpanan induk, kolam pemijahan, kolam/bak penetasan dan pemeliharaan benih, kolam pendederan, kolam pembesaran dan kolam pemberokan (penyimpanan sebelum di pasarkan). Sebelum dilakukan kegiatan budidaya, perlu dilakukan pembuatan kolam yang meliputi antara lain pembuatan pematang, saluran pemasukan air dan saluran pembuangan air, pintu pematang air, pintu pembuangan air, caren dan kowean (sering pula disebut kemalir dan kobakan), serta pengolahan dasar kolam dengan pupuk dan kapur. Setelah kolam siap untuk digunakan, baru dilakukan kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan gurami.

No comments:

Post a Comment